Mohon tunggu...
Diky Kurniawan
Diky Kurniawan Mohon Tunggu... -

Managing Editor kampusparmad.com,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Definisi Interaksi dari Sudut Pandang Hubungan Internasional

17 Januari 2011   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:30 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berbagai literasi yang memaparkan definisi hubungan internasional baik dari segi akademis maupun segi praktis, pada umumnya berpusat pada titik temu yang sama, yaitu interaksidi luar batas yurisdikal Negara. Dengan kata lain, interaksi yang dilakukan mesti bersifat transnasional serta bertujuan memenuhi national interest negara masing-masing.

Kemudian tentu saja terdapat aktor-aktor yang berperan dalam proses interaksi tersebut yang bertujuan mewakili kesepakatan gagasan dan kesepakatan perspektif sebuah negara. Karena perpaduan gagasan yang disampaikan adalah bentuk power dari suatu negara, maka perlu strategi paradigmatik dalam berlangsungnya interaksi internasional. Mengapa? Karena apabila seorang atau sekelompok aktor yang mewakili negaranya untuk berinteraksi dengan wakil-wakil negara lain tanpa ada kemampuan membaca perspektif paradigma lawan interaksi, sejatinya aktor tersebut telah memberikan jembatan citra kenistaan di mata negara-negara lain, yang pada akhirnya bukan membangun power, malah meruntuhkannya.

Pada dasarnya, interaksi yang berlangsung di manapun , kapanpun,diperankan oleh golongan manapun dan dari dimensi yang paling sempit sampai dimensi yang paling luas, terdapat similaritas yang objektif, yaitu adalah interest. Interest inilah yang akan menstimulasi perkembangan dan bentuk interaksi yang akan terjadi.Pada dimensi luas contohnya, Jepang dengan Indonesia memiliki perspektif kepentingan yang berbeda, Jepang dengan pertumbuhan teknologi dan kepentingan pertahanannya, Indonesia dengan kepentingan citranya. Apabila terdapat kesalahan atau kekurangan pada inti penyampaian, maka negara tersebut akan tertilik dengan mudah seluruh kriminalitas nasionalnya sehingga akan mudah juga naik menjadi isu internasional. Contoh, kepentingan citra yang selalu dihembuskan oleh delegasi-delegasi Indonesia akan sangat mengalami kesulitan karena situasi publik di dalam negara tidak mendukung disebabkan korupsi yang tak terelakan. Maka negara lain akan menilai power yang dimiliki Indonesia bersifat maya.

Berinteraksi dengan membaca paradigma internasional akan memudahkan setiap delegasi dalam memahami identitas dan kondisi negara lawan interaksinya. Dengan memahami hard power akan tumbuh paradigmadan dengan memahami soft power akan tumbuh paradigma nilai sosial.

Inilah pentingnya paradigma internasional dalam rangka membentuk interaksi antarnegara yang intensif sebagai acuan dasar dalam mempertahankan hard and soft power suatu negara. Hubungan Internasional memandang interaksi adalah sebuah proses yang amat mendasar namun amat sangat penting. Itulah yang akan menentukan kemenangan delegasi, sekaligus gagasan negara yang dibawanya. Tanpa interaksi yang berkualitas harapan nasional tidak akan terdengar oleh dunia internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun