Mohon tunggu...
Dikson kardinal
Dikson kardinal Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemahahadiran Allah_Theology Reformed

20 Maret 2024   09:54 Diperbarui: 20 Maret 2024   10:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daud dalam puji-pujian yang pernah ditulisnya dalam kitab Mazmur sering meninggikan kemuliaan kemahahadiran Allah.

"Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku naik  ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun di situ. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujjung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku."

Berbicara mengenai kemahahadiran Allah, berarti bahwa Allah dapat berada di mana saja tanpa terkecuali. Tidak ada tempat yang terluput dari kehadiran Allah. Allah sebagai Roh dapat melampaui segala ruang dan waktu. Untuk dapat bertemu dengan Allah kita tidak perlu bertanya ke mana harus bertanya dan harus pergi.

Dalam memahami kemahahadiran Allah, terdapat aspek yang sering kali diabaikan. Kata "maha" bukan hanya berkaitan dengan tempat di mana Allah berada, tetapi seberapa jauh Allah hadir di suatu tempat itu. Allah bukan hanya hadir di semua tempat, tetapi Ia juga hadir secara penuh di semua tempat. Hal tersebut disebut sebagai keimanenan Allah. Keimanenan Allah tidak dikaitkan dengan ukuran-Nya, tetapi pada kemampuan untuk hadir di mana saja.

Belajar tentang doktrin kemahahadiran Allah akan membawa setiap orang akan kekaguman, sehingga akan membawa pada bagaimana kita memuji-Nya. Selain itu, doktrin ini juga merupakan sebuah penghiburan bagi mereka yang percaya bahwa Tuhan tidak pernah menunggalkan setiap umat-Nya. Allah selalu memusatkan perhatian-Nya kepada setiap orang. Oleh karena Allah maha hadir maka kita tidak perlu menunggu giliran untuk dapat bertemu dengan Allah. Jika kita akan menunggu giliran untuk dapat bertemu dengan Tuhan maka dalam satu tahun belum pasti kita akan bertemu dengan jumlah orang percaya yang semakin banyak. Pada saat kita bertemu dengan Allah, Ia tidak sibuk dengan urusan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun