Mohon tunggu...
Dikri Muhammadi
Dikri Muhammadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Positif

Selanjutnya

Tutup

Bola

It's Time Gigi

2 Juni 2017   16:17 Diperbarui: 2 Juni 2017   16:31 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.sportskeeda.com

Ini bukan untuk Fans Juventus

Ini untuk Fans Sepak Bola

Suatu ketika pernah ada masa di mana Serie A (liga Italia) menjadi liga sepak bola paling menarik sejagad raya. Kala itu banyak pemain bintang bermain di Serie A. Nama-nama beken macam Gabriel Batistuta, Alessandro Del Piero, Fransesco Totti, Ronaldo, Zvonimir Boban, Gianluigi Buffon dan masih banyak lagi. Pemain-pemain itulah yang banyak dijadikan idola dan menginspirasi anak-anak pada masa itu untuk jatuh cinta kepada sepak bola. Hingga kini ada satu nama yang sinar kebintangannya masih belum (mau) redup. Dialah Gianluigi Buffon.

Bagi saya Buffon sudah menjadi sebuah fenomena. Kiper kelahiran Carrara, Italia, 39 tahun yang lalu itu makin berumur justru semakin bertaji. Semenjak kemunculannya di bawah mistar AC Parma, banyak ramalan positif yang menghinggapi dirinya. Bakatnya yang luar biasa diyakini bisa menjadikannya penjaga gawang hebat di masa yang akan datang. Terbukti ramalan itu telah menjadi kenyataan. Buffon adalah pemegang rekor kiper termahal di dunia ketika dirinya dibeli Juventus dari Parma senilai 32,6 Juta Euro pada tahun 2001. Tentu kita bisa membayangkan betapa besarnya jumlah uang itu pada tahun tersebut.

Pertanyaannya sekarang apakah harga mahal menjamin pemain itu memang benar-benar berkuaitas? Tidak. Tetapi Buffon membuat harga sebesar itu terasa begitu murah jika dibandingkan dengan kualitas dan apa yang telah ia berikan untuk Juventus maupun Timnas Italia. Pemain dengan julukan “Superman”itu banyak dibanding-bandingkan dengan kiper hebat lainnya. Ketika muda ia sudah dibandingkan dengan Seniornya Dino Zoff. Ia juga dibanding-bandingkan dengan kiper hebat lain mulai dari Oliver Khan, Edwin Van Der Sar, Iker Casillas, Peter Cech, hingga Manuel Neuer. Terlihat jelas berapa generasi yang Gigilewati tanpa berkurang kualitasnya bahkan semakin menjadi-jadi. Apakah ada kiper lain yang mampu bertahan selama itu?

Tidak hanya di level klub, permainan Buffon juga sangat gemilang ketika membela negaranya. Awal karir Buffon di Timnas Italia sudah dimulai sejak tahun 1993. Ketika itu Buffon remaja masuk skuad Timnas Italia U-16. Sejak saat itu ia menjadi langganan Timnas Italia mulai dari U-17, U-18, dan U-21. Debut Buffon untuk Italia senior dibuat pada 29 Oktober 1997 dalam usia 19 tahun. Buffon menggantikan Gianluca Pagliuca yang cedera saat akan menghadapi play offPiala Dunia 1998 melawan Rusia. Buffon mulai menjadi pilihan utama pada tahun 2000, pelaith Timnas Italia saat itu, Dino Zoff, memilih Buffon sebagai kiper utama dalam gelaran Euro 2000 di Belnda-Belgia. (tetapi saat itu ia cedera sehingga tidak dapat tampil membela Italia). Barulah pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan Buffon tampil menjaga gawang Italia. Semenjak itulah gawang Italia sudah menjadi milik Buffon hingga sekarang. Selama itu (2002-2017) banyak kiper-kiper berbakat negeri Pizzalainnya yang bermunculan. Mulai dari Fransesco Toldo, Christian Abbiati, Fransesco Antonioli, Marco Amelia, Salvatore Sirigu, hingga Mattia Perin. Namun belum ada satupun yang mampu mengeser posisi Buffon di bawah Mistar Timnas Italia. Belum ada satupun yang mampu “mempensiunkan” Gigisebagai portiere (penjaga gawang) nomor satu di Italia. Apakah ada kiper lain yang mampu bertahan selama itu?

Sumber: iltirreno.gelocal.it
Sumber: iltirreno.gelocal.it
                

Selain karir, prestasi Buffon bisa dibilang begitu mentereng. Secara individu, berbagai penghargaan telah ia raih. Buffon sukses menyabet Most Valuable Player (MVP) UEFA Champions League 2003, UEFA Club Football Awards Best Goalkeeper 2003, delapan kali meraih Serie A Goalkeeper of the year, Best Goalkeeper versi IFFHS 2003, 2004, 2006, dan 2007. Selain gelar individu, Buffon juga sukses bersama klub dan Timnas. Gigimengantarkan Juventus meraih Scudetto,Coppa Italia, dan Super Coppa Italia. Di level Timnas, Buffon berhasil mempersembahkan gelar Piala Dunia. Tetapi ada dua Gelar yang belum pernah ia raih, Gelar juara Euro bersama Timnas dan UEFA Champions League bersama klub.

Buffon sudah pernah sebegitu dekatnya dengan gelar juara Liga Champions. Kesempatan pertama datang di tahun 2003. Saat itu Juventus juga bertemu Real Madrid tapi di babak semifinal. Gol David Trezeguat memberikan asa ke kubu Juve meski kalah 2-1 di Santiago Bernabeu. Pada leg kedua di Turin, Juve gentian menang dengan skor 3-1. Hasil itu meloloskan mereka ke Final karena menang agregat 4-3. Andai saja Buffon tidak menggagalkan eksekusi pinalti Luis Figo, mungkin ceritanya akan lain. Partai final yang bertajuk All Italian Final, Juve bertemu Ac Milan (si DNA Eropa). Skor 0-0 bertahan hingga babak tambahan usai dan pertandingan terpaksa dilanjutkan dengan adu pinalti. Nasib baik belum menaungi Juve, Ac Milan keluar sebagai juara.

Sumber: www.abrsun.ir
Sumber: www.abrsun.ir
                                                                                                                                               

Kesempatan kedua datang 12 tahun kemudian tepatnya tahun 2015. Lolos ke partai puncak sebagai kejutan, Juventus harus menghadapi Barcelona. Sempat memberikan perlawanan tetapi akhirnya Juve harus mengakui keunggulan lawannya itu dengan skor akhir 1-3. Kandas lagi harapan Gigi untuk meraih predikat juara Eropa bersama Juve. Buffon sangat merasa sedih ketika gagal bersama Juve di 2015. Kegagalan yang menyisakan kekecewaan karena Buffon sudah begitu dekat dengan tofi “si kuping besar.” Ia merasa tidak akan pernah ada kesempatan sedekat itu lagi dalam karirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun