Mohon tunggu...
Muhamad Arifin Zaenal
Muhamad Arifin Zaenal Mohon Tunggu... -

Yang Terpenting Adalah Prosesnya.. Bukan Hasilnya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prosa untuk Perempuanku, "All Story Must There Is Final"

13 Desember 2010   22:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Muh. Arifin Zaenal

Where did we come from? Why are we here?Where do we go when we die?What lies beyond? What lay before,?Is anything certain in life?They say life is too short the here and the now,and you're only given one shot.But could here be more? Have I lived before?Or could this be all that we've got?If I die tomorrow, I'd be all right because I believethat after we're gone, the spirit carries on
The Spirit Carries On
(Dream Teather)

Hingga pada suatu saat, semua hal yang tak kita inginkan akan terjadi, bukan karena kita tak siap atau tak mampu mendefinisikan hal itu sebagai pelajaran tapi, kondisi yang semakin kritis membuat nalar dan hati tak bekerja sebagaimana pada saat normal dan kitapun akan sampai pada titik itu, dimana hanya dua pilihan yang kemudian hadir sebagai konsekuensinya.

Kenangan, perjalanan, dan petualangan rasa kembali mesti hadir sebagai penawar, namun pada saat yang sama emosi subjektif dapat menghancurkan segala pertimbangan untuk melempar jauh-jauh dirimu kedalam selokan hati..., hingga kita sadar bahwa kita tak di tuliskan untuk terus bersama.
Terlalu berat untuk melepas kepingan-kepingan petualangan kita, sayangmu, kelembutanmu, cerita-ceritamu, pandanganmu, namun pilihan untuk lebih baik menerobos bersama pekatnya hati. untuk kau yang bocah, maafkan aku...,

Kita ada bukan karena mantra-mantra sepi, melainkan kesempurnaan pengakuan untuk tetap berada untuk kita, sementara kini berbeda, entah kenapa selimut sukma kini tak dapat memanggil menidurkanku.
Kita berjalan terpicang-pincang tanpa tujuan saat ini, hati kini nelangsa, bimbang menjadi bayangan diriku, malu pada diri karena perjalanan ini tak seperti dalam cerita Romeo N Juliet ataupun kisah kasih lain yang mampu diceritakan sebagai novel atau film inspiratif.

Hantu malam seakan-akan meneriakkan cacian pada sang Nelangsa Ini, hingga naïf datang tanpa permisi kedalam jagat hati. Sedikit lagi... sedikit lagi.... Kita akan jatuh dan terpental seperti Mahoni yang kelihatannya Kokoh namun tumbang juga tertiup angin kemudian jatuh dan mati menjadi kayu lapuk, seperti kita yang kalah oleh aturan Tuhan.

Dan akhirnya tulisan ini jadi cahaya untuk mengenangmu.... Jika itu terjadi, dan aku sadar "All Story Must There Is Final"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun