Mohon tunggu...
Dikman Maheng
Dikman Maheng Mohon Tunggu... -

start writing to share his knowledge and idea to encourage people for doing many useful things in life..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara "Orang Tua" dan "Orang Tua Kami"

8 September 2010   12:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini, kami sekeluarga sedang dalam keadaan berduka cita karena salah satu anggota keluarga besar kami berpulang ke rahmatullah tepat di hari ke-29 Ramadhan 1431 H. Anggota keluarga yang meninggal adalah ibu dari ibu kami, saya memanggilnya Oma (nenek). Beliau meninggal pada usia 67 tahun karena sakit. Seperti keluarga muslim lainnya, berita kedukaan harus disampaikan ke kerabat dan handai taulan untuk menyelesaikan "utang" almarhumah. Untuk memudahkan penyampaian berita duka tersebut, ada banyak media yang digunakan, telpon, sms dan jejaring sosial Facebook (FB) karena alasan efektivitas untuk menjangkau sanak saudara yang jauh di rantau.

Singkat cerita, 5 menit setelah almarhumah "pergi", saya menerima kabar melalui sms yang dikirim oleh kerabat dekat yang berada di rumah duka. Saya kemudian berinisiatif untuk menyampaikan berita duka tersebut melalui mailing list, sms dan status FB dengan redaksi sebagai berikut :

Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Rojiún...
Telah berpulang ke Rahmatullah, Rabu, 8 September 2010, Pukul 09.05 WIT, di Kendari, orang tua kami tercinta, aaaaaaaaaaaaaa..
Semoga Amal ibadahnya, diterima di sisiNYA...
*jika ada urusan almarhumah dengan teman2 yang belum diselesaikan, mohon kiranya dapat segera menghubungi kami, terima kasih

Tidak lama berselang beberapa tanggapan pun masuk ke status FB tersebut dan yang menarik adalah beberapa teman memberikan tanggapan "ooo" ketika mereka tahu bahwa yang meninggal adalah nenek, bukan ibu saya. Keheranan saya pun berlanjut di siang hari ketika seorang teman secara khusus menyapa melalui account Skype untuk menanyakan apakah yang meninggal ibu saya?. Jawaban dari teman saya pun ditulis dengan huruf kapital "OOO..." ketika tahu kalo yang meninggal bukan ibu saya karena menurutnya makna "orang tua" dan "orang tua kami" adalah berbeda. Bagi saya yang punya nilai "Bahasa Indonesia" kurang bagus selama SD-SMA, "OOO.." bisa berarti keheranan akan sesuatu atau mengekspresikan kesalahan pendapat awal. Seperti ketika saya berkata "OOO, si Anu yang menang pertandingan?" atau "OOO, saya pikir seperti ini lho...." kira-kira seperti itu analoginya.

Dua orang teman tadi berbeda pendapat dengan saya mengenai makna "orang tua" dan "orang tua kami" yang menjadi alasan dia memberi tanggapan "OOO". Menurutnya, "orang tua" bermakna luas untuk paman dan tante sedangkan "orang tua kami" merujuk kepada ayah dan ibu. Bagi saya, makna "orang tua" ditujukan untuk seseorang yang telah berumur atau telah berkeluarga dan "orang tua kami" bermakna lebih dekat dengan hubungan kekeluargaan seperti paman, tante, kakek dan nenek. Dalam beberapa kesempatan seperti acara pernikahan, kita mungkin sering mendengar "perwakilan keluarga" menyebut "anak kami" atau "saudara kami" ketika memberikan sambutan dalam acara tersebut.

Dari kamus bahasa Indonesia online "orang tua" bermakna ayah ibu kandung; (2) (orang tua) orang yg dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yg dihormati (disegani) di kampung; tetua. Menyimak makna dari kamus bahasa Indonesia diatas, saya kemudian meyakinkan kembali pendapat bahwa "orang tua kami" lebih dekat dengan orang tua dalam hubungan kekeluargaan  karena  "orang tua" tanpa kata "kami" bisa jadi berarti luas seperti apa yang kita dapatkan di kamus tersebut.

Dari kisah singkat saya hari ini, ada hal yang memberikan banyak pengalaman untuk lebih bertindak bijak di masa yang akan datang. Menyampaikan belasungkawa dimaksudkan untuk mengekspresikan perasaan yang sama kepada orang yang sedang berduka sehingga penting bagi saya untuk menanyakan siapa sebenarnya yang telah berpulang dan tidak lah penting untuk memberikan komentar yang  tidak menghibur karena suasana berduka sudah lah cukup bagi keluarga yang ditinggalkan. Allahu Akbar

Delft, Netherlands

29 Ramadhan 1431 H/8 September 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun