11. Kalau tidak tahu, harus bertanya kepada ahlinya. Maka jika mau belajar agama, harus belajar dari ahlinya. Bertanya tentang tafsir, kepada ahli tafsir. Bertanya tentang hadits kepada ahli hadits. Bertanya tentang fiqih, kepada ahli fiqih dan seterusnya. Tidak cukup Islam dipahami dari terjemahan al-Qur'an dan hadits saja, karena bisa sesat dan menyesatkan. Al-Qur'an dan hadits sebagai pedoman hidup umat Islam harus dipahami dengan disiplin keilmuan yang mumpuni, tidak boleh dengan logika semata.
Untuk dapat memahami maksud ayat dan hadits, umat Islam harus belajar agama  dari guru ngaji yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah saw. Di mana para guru tersebut selalu mendasarkan pendapat mereka kepada karya-karya ulama klasik dari berbagai disiplin keilmuan. Terutama dalam bidang menafsirkan ayat dan memahami hadits, mereka membaca karya-karya para ahli tafsir seperti tafsir Jalalain, Tafsir Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Qurthubi, Tafsir at-Thobari, Tafsir al-Maraghi dan sebagainya. Selain itu juga menelaah ulumuttafsir (ilmu-ilmu yag berkaitan dengan penrafsian al-Qur'an seperti mengetahui asbabun Nuzul, aqsamul qur'an, amtsalul Qur'an, nasakh-mansukh, munasabah ayat, dan lain-lain).
Begitu pula dalam memahami hadits harus memahami hadits, mereka pasti menelaah kitab-kitab syarah hadits seperti syarah shohih al-Bukhary (Fathul Bari, Hidayatul Bary, 'Umdarul Qory, Irsyadus Syari dan lain-lain), syarah shohih Muslim, syarah Sunan Abi Daud ('Aunul Ma'bud), syarah Sunan At-Tirmidzy (Tuhfatul Ahwadzy) dan sebagainya. Karena itu, penting sekali seorang guru ngaji agar tidak ngawur dalam menyampaikan ajaran agama, minimal harus menguasai Nahwu Sharaf agar mereka bisa merujukkan penjelasannya dari penjelasan para ulama salaf dan khalaf yang tertuang pada kitab-kitab kuning. Â Selain itu juga bertujuan agar bisa menangkap makna ayat dan hadits secara utuh, baik dan benar.
(Cep Herry Syarifuddin, Januari 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H