Mohon tunggu...
Diki Wahyudi
Diki Wahyudi Mohon Tunggu... Penulis - Pujangga Lapuk

Don't have to be perfect to be amazing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekuncup Rindu

2 Juni 2021   06:15 Diperbarui: 2 Juni 2021   06:23 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku Seduh seutas kertas beraromakan tinta pena kerinduan di tiap pagiku

Sembari Kutelan butiran-butiran partikel kepiluan

                                       Dan di tiap malamku kutirahkan rasa ini di atas keegoisan hati

Hati ini picik dan Tuhan tahu itu

Merinduimu membuatku hilang kesadaran secara perlahan

Dan apakah Engkau tau?

Aku menikmati setiap detik proses kegilaanku

Sesorot tatapanmu itu Mahal dan kusadari itu sejak memulai kegilaan ini

Hati ini sering menggila meminta pada Sang Kuasa

Padahal Rindu ini hanya sekuncup tapi sungguh aku tak sanggup

Kata darimu sederhana namun berati bagiku "jangan  Mengeluh" ujarmu

Karena saat batin terdampar dipulau keterpurukan berpantaikan butiran pasir kelemahan

Mengeluh hanya menjadi lambang kedholiman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun