Madu sudah dikenal dan dimanfaatkan manusia dari berabad-abad silam bahkan sudah diketahui oleh masyarakat zaman Mesir Kuno. Madu merupakan cairan alamiah yang banyak mengandung zat gula yang dihasilkan oleh lebah (genus Apis) dari nektar bunga. Ya madu sejatinya memang alamiah bukan buatan walau ada juga upaya orang membuat madu yang berarti itu tentu tiruan alias palsu.
Madu sangat bermanfaat karena memang memiliki nutrisi yang beragam. Di antara manfaat tersebut di antaranya madu bisa menangkal radikal bebas, menjaga kesehatan sitem pencernaan, meredakan batuk, mempercepat peyembuhan luka, menjaga kesehatan jantung, dan masih banyak lagi. Karena itulah di era pandemi covid 19 ini madu termasuk yang banyak diburu orang karena madu bisa meningkatkan imnuitas tubu.
Agus Sujana (40) adalah salah satu produsen madu, usaha ini ia lakukan sudah sejak lima tahun silam. Ada beberapa alasan kenapa ia terjun dalam usaha madu. Agus mengakui jika ia merasakan sendiri manfaat dari madu. "Pangsa pasar, konsumsi madu nasional masih luas, belum terpenuhi. Ini peluang bisnis yang bagus. Madu sangat kecil resiko kerugiannya, karena madu asli tidak ada masa expire."Â demikian tutur ayah tiga anak ini.
Untuk mendapatkan madu berkualitas tinggi Agus pun berburu madu dari para petani dan pemanen kawasan Cianjur Selatan, Bandung Barat dan Purwakarta, Garut Selatan, hingga wilayah Badui di Banten. Dengan pengalamannya, Agus tahu persis madu kriteria madu berkualitas premum. Dan inilah kriteria yang ia tuturkan:
1. Kadar air maksimal 20
2. Dari bau agak menyengat wangi bunga (Jika kadar Polen sangat  tinggi tidak terlalu wangi)
3. Warna tidak terlalu jernih (tergantung dari spésiés lebah).
4. Rasa tidak terlalu manis disertai sedikit rasa masam atau pahit (tergantung spésiés lebah)
"Madu yang baik itu, madu yang tidak diberi pakan, artinya alami dari sari bunga. Lingkungannya multi flora." demikian Agus menambahkan.
Lalu bagaimana Agus memproduksi madu yang ia namai Madu Super Hutan Cianjur tersebut?Â
1. Madu diterima dalam wadah botol dan jerigen
2. Berikutnya disaring ulang menggunakan saringan
3. Kemudian dimasukan ke dalam kemasan botol plastik baru dan atau botol kaca yang bersih sambil ditimbang atau diukur volumenya.
4. Kemasan disegel dan diberi label.
5. Madu dipasarkan secara langsung, atau melalui reseller dengan dukungan medsos dan marketplace.Â
Ke depannya Agus berharap bisa "menjajakan" madunya ke semua marketplace ternama juga di banyak reseller lagi. Jika saat ini omsetnya baru sekitar 8jt-an/bulan tentu dengan pemasaran lebih luas ia bisa mendapat omset angka seperti iyu untuk tiap minggunya.
Penulis sendiri termasuk yang mengkonsumsi Madu Hutan Super Cianjur untuk meningkatkan imunitas tubuh, agar bisa rutin pulang melepas rindu dengan keluarga. Â Sudahkah Anda dimadu? Eh....sudahkan Anda mengkonsumsi madu hari ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H