Aku tengah termangu
Memandang dibalik kaca; kosong
Melihat kendaraan-kendaraan padat merayap
Di jalan raya Melawai - Blok M
Sendiri duduk di antara dua bangku
Dalam bis metro mini 69
Tiba-tiba kau naik
Pandanganku teralih kearahmu
Kemudian kau duduk disebelahku
Bagai malam penuh bintang
Aku tersenyum akan hadirmu
Kau diam tanpa suara
Sesekali menoleh kearahku
Aku tak mampu melawan gelisah
Berharap dapat jabat tanganmu
Hati ini semakin gelisah
Tubuh ini bergerak seakan penuh tanya
Bibir ini beku bagai tertimbun gunung salju
Rasa kian membuncah
Gelisah semakin pecah
Segala ingin
Segala tanya
Saling berantai mencekam sukma
Namun aku tak berdaya
Hati terus diliput gelisah dan ragu serta diam
Kulihat kau juga gelisah
Apakah itu tandamu untukku?
Aku hanya mampu memandangmu
Lewat mata mengintip tanpa jawab
Hati semakin karam oleh gelisah
Terasa sesak di dasar hati; tak ingin!
Kemudian aku pun turun
Meninggalkan gelisah dalam bis metro mini 69
Bersama ucapan terakhir kumampu;
“Permisi!”
Kau pun terus terbawa dalam bis metro mini 69
Aku pulang malam sudah
Berpayung bulan
Bersama peluh menetes segala sesal
Terikat amarah dalam derap tanpa tuju
Kemudian sesal pun mengabdi dalam bis metro mini 69
Sesal! Sesal! Sesal!
Ciledug, 25 Juli 2011
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!