Pada prinsip ke-17, "hormati dewa dan leluhur, tetapi jangan bergantung pada mereka," Musashi mengajarkan penghormatan tanpa ketergantungan, menjaga kemandirian spiritual. Prinsip ke-18, "tidak ada kebutuhan untuk merasa benci atau dendam," mengingatkan kita bahwa perasaan negatif hanya akan meracuni diri sendiri.
Musashi melanjutkan dengan "jangan bergantung pada kemewahan, tetapi selalu jaga kehormatan diri," pada prinsip ke-19, menunjukkan bahwa kehormatan sejati datang dari karakter, bukan harta benda. Pada prinsip ke-20, "terimalah penderitaan dan kesulitan sebagai bagian dari hidup," Musashi mengajak kita untuk menghadapi kesulitan dengan kepala tegak, sebagai jalan menuju ketangguhan.
Akhirnya, di prinsip terakhir, "jangan pernah menyimpang dari jalan Anda sendiri," Musashi menutup dengan pesan tentang kesetiaan pada jalan hidup yang telah kita pilih. Prinsip ini adalah pengingat untuk selalu teguh pada tujuan pribadi, meski rintangan menghadang.
Setelah membaca seluruh prinsip dalam Dokkodo, saya merasa seperti telah menemani Musashi dalam perjalanannya yang panjang. Setiap kata terasa seperti sebuah kebijaksanaan yang tak lekang waktu, seolah membawa saya pada sebuah pemahaman baru tentang keteguhan dan kesederhanaan.Â
Membaca kembali prinsip-prinsip ini mengingatkan bahwa hidup yang paling bermakna adalah yang dijalani dengan prinsip, bukan demi kesenangan atau kepemilikan. Sungguh, kerinduan ini telah terjawab---Musashi dan Dokkodo selalu akan menjadi teman dalam perjalanan hidup yang penuh makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H