Dosen Universitas Negeri Malang (UM), Rr. Poppy Puspitasari, Ph.D, dan dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Abdul Munir Hidayat Syah Lubis, telah memulai kerja sama dalam penelitian inovatif yang berfokus pada pembuatan biolubricant berbasis minyak sawit sebagai pendingin (coolant) dalam proses pemesinan Computer Numerical Control (CNC). Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan solusi ramah lingkungan dalam industri pemesinan dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal, yaitu minyak sawit.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya kedua universitas dalam mendukung pengembangan teknologi berkelanjutan yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia. Minyak sawit dipilih sebagai bahan dasar biolubricant karena ketersediaannya yang melimpah di Indonesia dan potensi ramah lingkungannya. Dengan memanfaatkan minyak sawit sebagai coolant, penelitian ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan pelumas berbasis minyak bumi yang kurang ramah lingkungan.
Dr. Abdul Munir Hidayat Syah Lubis menjelaskan, "Penggunaan biolubricant berbasis minyak sawit sebagai coolant dapat memberikan beberapa keuntungan.Â
Selain dari aspek keberlanjutan, minyak sawit memiliki sifat pelumasan yang baik serta biodegradable sehingga lebih aman untuk lingkungan dibandingkan bahan pendingin berbasis minyak mineral." Sementara itu, Rr. Poppy Puspitasari, Ph.D menambahkan bahwa aspek penelitian ini mencakup pengembangan formula biolubricant yang dapat mendukung performa optimal dalam proses pemesinan CNC, sekaligus menekan dampak lingkungan dari penggunaan pelumas sintetik.
Proses pemesinan CNC sendiri dikenal membutuhkan pelumas dan pendingin untuk menjaga suhu pada permukaan alat dan benda kerja agar tetap stabil serta mengurangi gesekan yang dapat mempengaruhi kualitas hasil akhir. Dengan mengembangkan biolubricant dari bahan alami seperti minyak sawit, proses pendinginan diharapkan tidak hanya lebih efektif, tetapi juga lebih ramah lingkungan.
Kerjasama antara UM dan UMS ini diharapkan menjadi salah satu langkah konkret dalam mengedepankan inovasi berbasis riset yang ramah lingkungan sekaligus mengoptimalkan potensi alam Indonesia. Jika penelitian ini berhasil, biolubricant berbasis minyak sawit dapat menjadi alternatif yang lebih aman dan efisien bagi industri pemesinan, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H