Mohon tunggu...
Diki Arief
Diki Arief Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Semoga melalui secarik coretan kecil ini kita bisa menorehkan cakrawala antar sesama, sehingga menambah wawasan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Malam

27 Oktober 2024   01:33 Diperbarui: 27 Oktober 2024   01:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam, kini engkau telah datang. Setelah mentari mengucapkan salam dari langit barat

Malam, atas titah Tuhan-mu engkau mengisi sudut dunia. Tiada tempat yang luput dari gelap

Duduk termenung dalam keheningan. Ku buka kembali memori yang terlewatkan.

Ku tulis asa dalam lembaran yang penuh harap. Dalam sajak-sajak malam yang menyatu dalam kelam

 

"Sajak Malam"

Saat malam menyelimuti sudut langit cakrawala

Dan rembulan tertutup oleh awan nan gelap

Tetes air yang turun dari atas awan

Berbisik pelan dalam keheningan

Ada hati yang sedang merindu

Dan ada luka yang belum sembuh

Jika detik ini terlepas dalam waktu 

Dan jarak bukan lagi tentang jauh

Aku ingin datang bertemu denganmu

Sekalipun itu mengundang piluh

Aku datang bersama air yang turun dari langit

Di bawah hujan yang turun rintik-rintik

Memanggil namamu untuk yang terakhir kalinya

Mengucapkan salam untuk kita berpisah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun