Mohon tunggu...
Diki Aprian
Diki Aprian Mohon Tunggu... Jurnalis - Aku ada

Berproses CP : 081388125782

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ditinggal Orang Tua, Seorang Bocah Terpaksa Mengamen di Jalanan

12 Juli 2023   20:34 Diperbarui: 13 Juli 2023   07:57 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokpri

Seorang bocah kecil berinisial F 11 tahun asal Sukabumi. Diusia yang masih belia dia harus mengamen diruang terbuka kota Sukabumi. Dia tak pernah mengira masa kecilnya dihabiskan untuk mengamen.

Ia seorang bocah yang hangat hidup bersama neneknya yang sudah sebatangkara. Keluarganya sudah tidak ada, ayahnya sudah meninggal dunia dan ibunya kabur meninggalkannya. Ia harus memikul beban hidup sendirian.

"Ibumah kabur, bapa tos pupus, ibu kabur ka Lampung. Abdi tinggal jeng umi ai umi ker teu damang teu gaduhen artos, abi anak hiji-hijina" Ujarnya.

Alasan F mengamen karena sang nenek sedang sakit dan tidak memiliki uang ditambah ia bocah sebatangkara yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Ia mau tidak mau mencari uang untuk menanggung kebutuhan hidupnya. Bocah tersebut secara paksa menghadapi tanggung jawab yang berat tidak sesuai dengan usianya.

F mulai mengamen pukul 1 siang sampai dengan pukul 7 malam. Awal mula F mengamen ia melihat ada temannya yang mengamen dijalan lalu iapun terdorong atas keadaanya dan ikut bergabung dengan teman-temannya untuk mengamen dijalan itu.

Dipagi hari ia bersekolah. Ia ternyata senang berada di sekolah, dalam pembelajaran F senang berhitung dan menulis iapun menyukai mata pelajaran matematika ia bersekolah hingga jam 12 siang.

F juga menyukai suatu olahraga dijalan yaitu papan luncur (skateboard), Ia bermain olahraga itu beriringan ketika ia mengamen pada sore hari. Meskipun ia tidak mempunyai papan luncur F tidak malu, terkadang ia meminjam papan luncur pada orang yang sedang bermain skateboard di lokasi. Ia berbaur saja tanpa malu dan orang yang bermain papan luncur menerima F dengan hangat.

Selepas mencari nafkah dengan mengamen untuk bertahan hidup. F pulang pada malam hari, hasil dari mengamennya itu ia belikan makanan untuk makan dirinya juga neneknya, jika ada sisa ia alokasikan untuk ongkos kesekolah dan keperluan rumah. Iapun harus membantu membersihkan rumah neneknya sekaligus menyiapkan perlengkapan untuk ia esok sekolah.

Pada usia 11 tahun, seorang anak mengalami perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial yang penting namun dalam kasus ini, bocah tersebut secara paksa menghadapi tanggung jawab yang berat dan tidak sesuai dengan usianya.

Kehilangan orang tua dan tinggal bersama nenek yang sakit dapat berdampak negatif pada perkembangan anak ketika seorang bocah terpaksa menjadi pengamen untuk mencari nafkah, hal ini dapat mengganggu proses perkembangannya. Bocah tersebut mungkin mengalami tekanan emosional, stres, dan kesulitan dalam menjalani ke kehidupan sehari-hari

Selain itu, bocah tersebut mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara tanggung jawabnya mencari nafkah dan kebutuhan pendidikan dan pertumbuhannya sebagai seorang anak.

Dalam situasi seperti ini, sangat penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memberikan dukungan kepada bocah tersebut. Bantuan keuangan, akses ke pendidikan, dan perhatian kesehatan yang memadai harus dipastikan agar bocah tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Selain itu, upaya mencari solusi jangka panjang, seperti mencari keluarga yang dapat memberikan perawatan dan dukungan, juga harus dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun