Mohon tunggu...
Diki Aprian
Diki Aprian Mohon Tunggu... Jurnalis - Aku ada

Berproses CP : 081388125782

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jiwa Konsumtivisme Melekat pada Gejala Sosial di Era Gen Z

17 Februari 2021   05:26 Diperbarui: 17 Februari 2021   11:38 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Diki Aprian : 

Mengenai fenomena lingkungan sosial di era Gen Z ini perihal pembelian konsumtif akan barang-barang yang dibelinya di era akses serba mudah, mengutip dari pengertian "Generasi Z atau Gen Z disebut sebagai generasi yang lahir setelah generasi Y. Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010, Umumnya mereka yang merupakan generasi Z disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet atau generasi net. Mereka selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada."

Saat ini seringkali kita melihat orang-orang berbelanja di dalam handphone-nya sendiri mengenai barang-barang yang mereka beli dengan platform atau aplikasi yang tersedia,  di era ini untuk membeli sesuatu sangatlah mudah hanya membutuhkan tombol klik di satu hari itu pun akan datang barang atau jasa yang digunakan, dengan segala kepraktisannya dan efesiensiannya disinilah orang orang mulai memnfaatkannya dengan baik dari penjual hingga pembeli, dari perusahaan besar hingga penjual kecil,  dari fenomena yang terjadi dimanakah gejala sosialnya?

Menurut (Mike, 2007) Konsumtivisme adalah paham yang hidup untuk konsumtif, sehingga orang yang dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi dan kegunaan ketika membeli barang, melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang- barang tersebut.

Dari situ kita sama sama melihat dimana gejala sosialnya, sering kali kita melihat pembelian barang di era serba mudah ini sangatlah menggejolak dan tidak terkontrol akibat pasar bisnis sangat menekan promosinya dengan besar besaran dan terhubung satu sama lain antar platform iklan dan lain sebagainya, yang menyebabkan kita terjebak dalam Algoritma bisnis mereka seperti iklan di dalam media sosial dan lain sebagainya. 

Dengan lagi faktor yang mempengaruhi perilaku seperti itu didorong dengan adanya gengsi, status sosial dan sebagainya, yang memengaruhi orang-orang untuk terus membeli dan membeli tanpa dilihat dari prioritas dan makna barang tersebut.

Maka kita pahami jiwa Konsumtivisme di era Gen Z ini sangatlah banyak sisi negatif nya mungkin ada juga sisi positifnya, tapi yang kita lihat sangfatlah jelas jiwa konsumtif ini harus kita tekan dan kontrol sehingga ekonomi kita lebih stabil dan bisa di prioritaskan kepada hal yang lebih penting yang mempunyai makna yang lebih. Saran dari penulis untuk teman teman Gen Z pakailah barang itu dengan semaksimal mungkin, lalu jika ingin membeli belilah barang yang benar benar kamu butuhkan sekian. 

Salam.

Referensi : Empiris/pengalaman, lingkungan sekitar. Seni Hidup Minimalis, Minimalist : less it noww, dan artikel terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun