Mohon tunggu...
Diki Apriyan Syah
Diki Apriyan Syah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Money

Pandemi dan Petani Kopi

20 Desember 2020   11:20 Diperbarui: 20 Desember 2020   16:42 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sedikit orang yang berminat untuk menikmati kopi. Sehingga banyak sekali orang yang membuka usaha-usaha warkop (warung kopi) dan caffe baik yang berada di daerah pedesaan hingga kota-kota besar yang ada di Indonesia. Sebagai seorang penikmat kopi tentunya harus tahu tentang bagaimana khasiat setelah minum kopi. Kopi memiliki khasiat yang dapat meningkatkan fungsi otak, membantu membunuh bakteri-bakteri yang ada di dalam perut yang dikeluarkan dengan berbentuk urin, serta dipercaya dapat menghilangkan kantuk. 

Kopi merupakan salah satu hasil pertanian yang diminati oleh masyarakat hampir di seluruh dunia. Salah satu penghasil kopi di Indonesia yaitu salah satunya berada di kabupaten Lampung Barat. Lampung Barat termasuk daerah yang berada di dataran tinggi sehingga tanahnya cocok untuk ditanami kopi. Kopi yang sangat terkenal di Lampung Barat adalah jenis kopi robusta. Kopi robusta ini merupakan salah satu kopi terbaik yang dihasilkan dari daerah tersebut.

Pada masa pandemi covid-19 saat ini banyak yang terdampak perekonomiannya salah satunya adalah para petani kopi. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya tenaga kerja saat musim panen dikarenakan banyak buruh tani yang memilih untuk tetap di rumah saja atau dalam kata lain lockdown pada musim panen, banyaknya tengkulak yang memilih untuk mengurangi interaksi dengan alasan untuk mengurangi interaksi dengan orang lain agar memutus rantai covid-19, dan harga kopi yang menurun drastis hingga menyentuh angka Rp. 15.000,00 perkilogram (kg).

Faktor-faktor di atas tentu amat berdampak besar bagi petani kopi dan keluarganya, terlebih bagi mereka yang mengandalkan hasil kopi sebagai satu-satunya tumpuan hidup.  Keadaan ini memaksa mereka memutar otak untuk menghadapi pandemi covid-19. Hal ini lah yang menjadi kegelisahan utama para petani, buruh tani, hingga tengkulak kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun