Mohon tunggu...
Permana Sidik
Permana Sidik Mohon Tunggu... profesional -

Seorang TKI yang sedang bekerja di Riyadh Saudi Arabia. Tidak mengerti politik. Badminton lover. I like reading and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Si Rambut Gondrong dan Si Rambut Cepak

4 Oktober 2016   20:29 Diperbarui: 4 Oktober 2016   20:35 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya bang makasih," saya pun tersenyum membalas senyuman si rambut cepak sambil mengambil dompet dan menyerahkan selembar lima puluh ribuan ke si rambut gondrong. Awalnya sih saya mau memberikan dua puluh ribu saja. Tapi kebetulan, lagi tak ada receh saat itu.

Si rambut gondrong pun pergi meninggalkan kami berdua. Si rambut cepak mengeluarkan rokok dan menawarkannya kepada saya. Kami merokok bersama sambil ngobrol ngalor ngidul. Ternyata si rambut cepak orangnya ramah dan sangat supel sekali, sehingga dua puluh menit pun berlalu dengan cepat sampai si rambut gondrong sudah kembali dan membawa sekantong plastik bensin.

Setelah saya memasukan bensin ke tangkinya, motor pun menyala kembali. Tiba-tiba si rambut gondrong menyodorkan uang kembalian bensin.

"Oh ya, ini kembaliannya." Ucap si rambut gondrong.

"Abang ambil saja kembaliannya. Itung-itung gantiin bensin motor abang yang tadi ke pake buat beli bensin motor saya."

"Nggak usah. Pom bensinnya gak jauh ini." Dengan sedikit memaksa, si rambut gondrong menjejalkan uang kembalian ke saku kemeja kerja saya.

"Ayo sekarang kita jalan bareng-bareng." Ucap si rambut gondrong.

"Terima kasih bang."

"Iya sama-sama."

Kami pun bersama-sama meninggalkan daerah pesawahan tersebut menuju perkampungan. Di perempatan perkampungan kami pun berpisah. Di situ sekali lagi saya mengucapkan terima kasih sama mereka. Mereka tersenyum dan melambaikan tangan.

Sesampainya di rumah saya tertegun. Berpikir atas kejadian yang baru saya lewati. Ternyata masih ada orang baik yang peduli dengan sesamanya. Dan ternyata orang yang berwajah seram belum tentu berhati jahat. Dan orang yang awalnya saya kira jahat, ternyata sungguh berhati baik. Terima kasih ya Alloh. Semoga Kau berikan pahala yang berlimpah atas kebaikan hati mereka berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun