Mohon tunggu...
Permana Sidik
Permana Sidik Mohon Tunggu... profesional -

Seorang TKI yang sedang bekerja di Riyadh Saudi Arabia. Tidak mengerti politik. Badminton lover. I like reading and writing.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

TBC Kelenjar Getah Bening

8 September 2016   17:23 Diperbarui: 10 September 2016   20:06 3919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pertama kali mendengar kata TBC yang ada dalam pikiran saya waktu itu ya paru-paru. Salah satu Penyakit menular yang di tandai batuk berdarah. Tapi sekarang setelah salah seorang kawan saya pernah mengidap TBC kelenjar getah bening, saya jadi tahu bahwa TBC ternyata tidak hanya menyerang paru-paru saja tapi juga menyerang organ tubuh lainnya.TBC atau juga di kenal dengan TB atau Tuberkulosis ini disebabkan oleh infeksi dari bakteri yang di sebut Mycobacterium tuberculosis yang biasa menyerang organ paru-paru. Dan menyebar melalui udara. Memang penyerangan bakteri ini lebih besar ke paru- paru tapi ternyata bakteri ini bisa menyerang kelenjar getah bening, kelenjar limfa, usus bahkan kulit.

Sekitar pertengahan tahun yang lalu, seorang kawan dengan khawatir dia menunjukan bejolan sebesar telur ayam cuma agak sedikit lebih kecil di leher tepat di bawah rahangnya. Dia benar- benar merasa ketakutan waktu itu. Dia takut kalau benjolan itu merupakan tumor berbahaya. Pada awalnya ia sering merasakan demam. Ia pikir itu hanya meriang biasa dan cukup di obati dengan obat warung yang biasa mengandung paracetamol. Setelah melihat benjolan itu saya ajak dia untuk memeriksakannya ke dokter. Pada saat itu yang ada di pikiran kami sebagai seorang yang awam bahwa itu benjolan tumor.

Sesampainya di rumah sakit dokter menyarankan kawan saya untuk melakukan test mantoux. Test ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya infeksi tuberkulosis pada tubuh kita. Test mantoux dilakukan dengan cara menyuntikan cairan protein ke kulit bagian bawah lengan kiri kita.
Setelah dilakukan test mantoux dokter menyarankan kawan saya kembali setelah dua hari untuk mengetahui hasilnya dan dengan syarat bekas suntikan mantoux tidak boleh di garuk atau terkena air. Bekas suntikan pun di tandai dengan sebuah lingkaran menggunakan tinta pulpen.

Dua hari kemudian saya dan kawan saya tersebut datang kembali ke rumah sakit untuk mengambil hasil test mantoux tersebut. Setelah kami menerima hasilnya ternyata hasilnya negatif. Tak cukup sampai di sini dokter pun menyarankan kawan saya untuk melakukan biopsi. Sejenis pembedahan kecil pada benjolan untuk pengambilan sample yang akan digunakan pada pemeriksaan laboratorium. Setelah memberikan jadwal kapan biopsi dilakukan kami pun pulang. Setelah di rumah kawan saya masih ketakutan dengan benjolan yang ada di lehernya. Berbagai dugaan muncul di pikiran kami apalagi benjolannya semakin membesar.

Jadwal biopsi pun tiba. Dengan harap-harap cemas kawan saya memasuki ruang operasi. Setelah hampir kurang lebih satu jam proses biopsi pun selesai dan kawan saya tersebut dibawa ke ruang perawatan. Di ruang perawatan dia tinggal tidak lama karena biopsi hanya serupa operasi kecil saja. Setelah satu hari kawan saya diijinkan pulang dan dokter mengatakan hasil laboratorium akan selesai setelah sepuluh hari.Sepuluh hari pun berlalu tentu saja dilewati dengan banyak kecemasan oleh kawan saya. Cemas kalau-kalau penyakit berbahaya menyerang tubuhnya. Saya sebagai kawan cuma bisa memberinya dukungan dan mencoba meyakinkannya kalau semua ini akan berlalu karena dokter akan menanganinya dengan baik.

Setelah sepuluh hari menunggu hasil laboratorium pun kami terima. Dan hasilnya kawan saya tersebut positif terkena tuberkulosis kelenjar getah bening. Dokter memberitahu kami bahwa tuberkulosis kelenjar getah bening ini tidak menular seperti tuberkulosis pada paru-paru. Tuberkulosis kelenjar getah bening sebetulnya mudah diobati cuma membutuhkan waktu yang lama. Minimal waktu pengobatan selama enam bulan bahkan bisa sampai sembilan bulan lamanya.  

Selain itu butuh ketekunan dari pasiennya untuk terus melanjutkan pengobatan sampai waktu yang ditentukan. Dokter mengatakan bahwa kawan saya itu harus mengkonsumsi obat setiap hari selama enam atau sembilan bulan tersebut tanpa jeda. Dokter pun mengingatkan bahwa banyak pasien tuberkulosis berhenti sebelum masa pengobatan berakhir. Karena mereka merasa dengan keluhannya menghilang bahwa sembuh juga penyakitnya. Padahal tidaklah demikian. 

Tuberkulosis benar-benar harus diobati sampai enam bulan lamanya dan itu baru minimal. Bahkan ada sebagian pasien bisa sampai menjalani pengobatan satu tahun lamanya. Saya pun penasaran dan menanyakan pada dokter apa akibatnya kalau si pasien berhenti melakukan pengobatan sebelum tuntas masa pengobatan berakhir sedangkan benjolan sudah tak ada bahkan tubuh pun terasa sudah sangat sehat. 

Dokter pun menjawab bahwa dengan menghilangnya benjolan itu bukan berarti bakteri tuberkulosis hilang pada tubuh kita seluruhnya. Bakteri tuberkulosis baru benar-benar akan lenyap seluruhnya setelah diobati tanpa henti selama minimal enam bulan. Dan jika sebelum enam bulan sudah dihentikan, bakteri tuberculosis akan kembali berkembang dan akan menjadi susah di obati, mereka seolah-olah akan menjadi kebal dengan obat. Maka dari itu ketekunan benar-benar diperlukan untuk kesembuhan penyakit ini.

Setahun sudah berlalu. Puji syukur kawan saya sudah bisa sembuh total dari tuberkulosis kelenjar getah bening. Dia menjalani pengobatan dengan sangat serius bahkan di bulan ketiga ketika benjolannya sudah benar-benar hilang, dia masih semangat untuk terus melanjutkan pengobatan guna mendapatkan kesembuhan total. Jadi untuk rekan-rekan yang mengalami hal serupa dengan yang kawan saya alami. Jangan khawatir, ikuti saja apa yang dokter sarankan. Mudah-mudahan hasilnya yang terbaik.

Akhir kata semoga artikel yang saya tulis ini bisa bermanpaat dan bisa menambah informasi untuk anda semua.
Buat anda yang sedang mengidap tuberkulosis, selamat berjuang dan jangan menyerah. Kesembuhan menanti anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun