Mohon tunggu...
Diki Iskandar
Diki Iskandar Mohon Tunggu... Dosen - penulis

hobi dan minat terhadap bahasa dan sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sinopsis Buku Bupati Bandung dari Masa ke Masa

5 Desember 2022   09:16 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:31 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Bupati Kabupaten Bandung dari Masa ke Masa

Penulis:

1. Drs. Sali Iskandar

2. Tom Finaldin, A. Md., S.I.P.

Tahun Terbit: 2012

 Awal pemerintahan di Kabupaten Bandung dimulai sejak Piagam Sultan Agung Mataram pada 20 Aapril 1641. Bupati pertama adalah Tumenggung Wira Anggun Anggun (1641-1681). Pusat pemerintahannya terletak di daerah Bojongasih, Krapyak (saat ini menjadi nama desa di Citereup, Dayeuhkolot), tepi sungai Cikapundung, Citarum. 

Selepas dari Tumenggung Wira Anggun  Anggun, jabatan bupati selanjutnya dipegang oleh Tumenggung Nyili pada tahun 1670 akan tetapi, pada Juli 1678 Pangeran Rangga Gempol III dari Sumedang sudah menguasai sebagian besar daerah Priangan. 

Oleh karena itu, untuk menghadapi Pasukan Sumedang, Tumenggung Nyili menggabungkan diri dengan Sultan Banten yang menjadikan jabatan Bupati kembali dipegang oleh Tumenggung Wira Anggun Anggun yang merupakan ayah dari Tumenggung Nyili.

Periode pun berlanjut. Pada tahun 1681 Tumenggung Wira Anggun Anggun menyerahkan tahta kepada menantunya yakni Tumenggung Ardikusumah (1681-1704) karena usia Tumenggung Wira Anggun Anggun telah lanjut. Pada periode ini terdapat peristiwa-peristiwa penting baik dalam hal politik ataupun ekonomi. Hal itu adalah reorganisasi wilayah yang dilakukan Kompeni, dan berlakunya preangerstel (proses berlakunya penanaman wajib komoditas dagang).

Selanjutnya Tumenggung Anggadiredja I (1704-1747). Setelah menggantikan ayahnya yaitu Demang Timbanganten ia disebut Raden Tumenggung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun