Mohon tunggu...
Diki Hartanto
Diki Hartanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seputar opini ringan Saya

Lebih baik dibaca daripada tidak sama sekali

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Komunikasi Keluarga dan Kesehatan Mental Anak

10 Juli 2022   14:15 Diperbarui: 12 Oktober 2024   16:11 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo teman-teman! Apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan baik-baik saja, terutama di masa pandemi ini. Di tengah berbagai tantangan yang ada, menjaga kesehatan fisik dan mental sangatlah penting. Kali ini, kita akan membahas hubungan antara komunikasi dalam keluarga dan kesehatan mental seorang anak. Yuk, simak!

Apa Itu Komunikasi?

Sejak lahir, manusia dianugerahi kemampuan untuk berbicara dan berkomunikasi. Komunikasi adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan orang lain, terutama dalam lingkungan keluarga. Orang tua memiliki peran krusial dalam pengasuhan dan perawatan anak. Sayangnya, kesehatan mental seorang anak—terutama di usia remaja—sangat rentan terguncang oleh berbagai faktor, termasuk pola komunikasi dalam keluarga.

Pentingnya Pola Komunikasi yang Baik

Pola komunikasi yang baik adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Komunikasi yang terbuka dan jujur memungkinkan anak merasa didengar dan dihargai. Namun, masih banyak orang tua yang kurang memahami pentingnya hal ini. Banyak yang lebih mendengarkan pendapat mereka sendiri ketimbang mendengarkan suara anak.

Ketika orang tua mengabaikan perasaan dan pendapat anak, si anak akan mencari tempat lain untuk mengekspresikan diri—seringkali kepada teman atau sahabat. Teman-teman ini menjadi tempat berkeluh kesah karena mereka merasa lebih dipahami tanpa adanya penilaian.

Dampak Komunikasi yang Buruk

Orang tua yang kurang peduli terhadap komunikasi dapat menyebabkan anak merasa terasing. Jika orang tua tidak menjadi tempat yang aman untuk berbagi, anak mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan emosional. Di sisi lain, anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh tekanan atau agresi dari orang tua dapat menginternalisasi perilaku tersebut, yang berdampak negatif pada perkembangan kepribadiannya.

Seperti pepatah, “Anak ibarat kertas kosong, sementara orang tua adalah pena yang menulis di atasnya.” Jika pena tersebut tidak digunakan dengan bijak, hasilnya bisa jadi tidak diharapkan.

Menjadi Orang Tua yang Baik

Untuk mendukung kesehatan mental anak, orang tua harus berusaha menjadi teman dan pendengar yang baik. Berikut beberapa tips untuk meningkatkan komunikasi dalam keluarga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun