Mohon tunggu...
Dike RamadhaniEkasari
Dike RamadhaniEkasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang berkenalan dan bertukar pandangan dengan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kesehatan Masyarakat dalam Edukasi Penyebaran Demam Berdarah kepada Masyarakat

16 September 2024   08:48 Diperbarui: 13 Desember 2024   17:46 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit dengue serupa dengan DHF (Dengue Hemorraghic Fever) dicatat pertama kali di Australia pada tahun 1897. Penyebaran DBD pertama berada di Filipina pada tahun 1953-1954. DBD yang menyebabkan banyak kematian terjadi di sebagian besar negara Asia Tenggara, termasuk India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Singapura, Kamboja, China, Laos, Malaysia, dan Vietnam serta wilayah Pasifik Barat. Terjadi peningkatan yang tajam selama 20 tahun terakhir pada insiden dan penyebaran DBD secara geografis di beberapa negara Asia Tenggara, sekarang penyebaran terjadi setiap tahun (WHO, 1999).

Morbiditas dan mortalitas DBD di berbagai daerah disebabkan beberapa faktor meliputi, faktor penjamu (host), faktor lingkungan (environment), dan faktor agen penyakit (agent), menurut Erlina (2016). Faktor penjamu yang berhubungan kejadian DBD meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, imunitas, status gizi, dan perilaku. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian penyakit DBD meliputi: 1) Lingkungan fisik (jarak rumah) 2) Lingkungan biologi (banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan). 3) Lingkungan sosial ekonomi (pendapatan keluarga dan aktivitas sosial). Virus dengue kelompok B Artrhopoda borne virus (arboviruses) adalah faktor agen penyebab penyakit DBD. Nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes alpobictus menularkan virus dengue anggota famili Flaviridae dari genus Flavivirus yang merupakan vektor infeksi DBD. Gejala DBD yaitu ditandai dengan demam mendadak dua sampai dengan tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lesu atau lemah, gelisah, nyeri pada bagian ulu hati, disertai tanda perdarahan pada kulit berupa lebam (echymosis), bintik perdarahan (petechiae),  atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, dan kesadaran menurun atau renjatan (shock).

Indonesia, termasuk didalamnya pemerintah, akademisi dan masyarakat, masih terus mencari formulasi yang tepat dalam menanggulangi infeksi dengue. Peran kesehatan masyarakat mengedukasi masyarakat terkait pencegahan dan pengendalian DBD yaitu dengan melakukan 3M PLUS (Menutup, Menguras dan Mendaur Ulang) barang bekas yang dapat menampung air. Kegiatan ini bersama pemerintah untuk mencegah dan mengendalikan penyakit DBD melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Setiap rumah tangga harus memiliki penanggungjawab kegiatan PSN 3M PLUS di masing-masing rumah.

Pemerintah telah memberlakukan strategi untuk mengendalikan nyamuk seperti Gerakan 3M plus atau Jumantik. Pada kenyataannya, program-program yang ditawarkan pemerintah belum optimal dalam menurunkan insidensi kasus. Selain itu laporan temuan kasus dengue banyak bermunculan dari daerah pemukiman baru atau daerah pemekaran. Hal ini dapat terjadi akibat manusia telah mengusik habitat nyamuk Aedes aegypti dengan aktivitas pembangunan.

Kegiatan yang bisa dilakukan juga adalah penyelidikan epidemiologi DBD yaitu kegiatan pencarian kasus infeksi dengue dan kasus suspek infeksi dengue lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter. Ini dilakukan oleh petugas puskesmas atau bekerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota.

            Pengetahuan masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengan menerapkan perilaku agar tetap mempertahankan pencegahan demam berdarah dengan baik dan benar. Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan penyuluhan dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan demam berdarah. Di era modern ini, penyuluhan bisa dilakukan dengan berbagai media online maupun penyuluhan langsung dengan media yang kreatif sehingga menarik dan mudah menyampaikan informasi kepada masyarakat.

KATA KUNCI: Demam Berdarah, Edukasi, Masyarakat, Pencegahan, Penyuluhan

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D., 2020. Peran Serta Tenaga Kesehatan Dan Tokoh Masyarakat. Peran Serta Tenaga Kesehatan Dan Tokoh Masyarakat, I(1), pp. 12-17.

Hafiq, 2016. Demam Berdarah Dengue: Tantangan Indonesia. [Online]
Available at: https://fkkmk.ugm.ac.id/demam-berdarah-tantangan-indonesia/
[diakses pada 13 September 2024].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun