Film itu mencapai puncaknya ketika Schmidt menerima surat balasan dari Ndugu. Gambar tangan seorang anak kecil yang menggambarkan dirinya dan Schmidt bersama-sama menjadi simbol harapan. Dalam kesederhanaan itu, Schmidt menemukan makna yang ia cari. Bukankah hidup memang seperti itu? Keindahan sering kali tersembunyi dalam hal-hal yang tak kita perhitungkan.
Seperti pagi yang selalu kembali setelah malam, pensiun adalah fajar baru, dengan cahaya yang menunggu untuk ditemukan. Schmidt mengajarkan bahwa hidup bukanlah tentang pencapaian, tetapi tentang bagaimana kita hadir di dunia ini, dalam cinta, dalam kebaikan, dan dari jejak kecil yang kita tinggalkan. Karena pada akhirnya, hidup tidak diukur dari lamanya, tetapi dari kedalamannya. Dari manfaat yang kita berikan kepada manusia lain.
Jika Schmidt dapat mengubah kekosongan menjadi perjalanan menuju makna, maka aku pun bisa. Karena pada akhirnya, pensiun bukanlah tentang apa yang hilang. Tetapi tentang apa yang bisa dimulai.
Jakarta, 31 Desember 2024
- Dikdik Sadikin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H