Gelombang digitalisasi yang terjadi belakangan ini yang kemudian dipercepat dengan datangnya pandemi membuat kita menyikapi nya dengan cepat dan tepat. Mimpi Indonesia menjadi negara adidaya dengan potensi ekonomi digitalisasi diberbagai sektor kehidupan membawa harapan baru dalam beberapa tahun kedepan. Indonesia yang digadang-gadang menjadi negara raksasa digital bukanlah isapan jempol belaka yang tidak berdasar.
Keynote Speech Presiden Republik Indonesia pada OJK Virtual Innovation Day 2021, di Istana Negara, pada 11 Oktober 2021. Presiden menyampaikan, "Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah Cina dan India dan bisa membawa kita menjadi ekonomi terbesar dunia ketujuh di 2030." ujarnya. (11/10/2021) [1]
Telah kita ketahui dengan merebaknya teknologi finansial atau teknologi keuangan atau fintek belakangan ini, merupakan bukti adanya perubahan signifikan yang menghantarkan Indonesia menuju era digitalisasi. Dengan adanya program literasi digital yang dimulai dari sektor pinggiran bukan hanya agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa dari industri keuangan tetapi juga untuk memfasilitasi kewirausahaan masyarakat dengan resiko yang rendah.
Menyikapi pernyataan presiden, berdasarkan hasil riset Google dan Temasek pada tahun 2016 serta Bain & Company yang dimana penelitian ini memanfaatkan penelitian utama, wawasan Temasek, analisis Bain, Google Trends, wawancara ahli dan sumber industri untuk menjelaskan ekonomi internet di Asia Tenggara.
Ditemukan nya beberapa fakta baru, bahwasanya pengaruh digitalisasi menjadikan pengiriman makanan dan e-commerce Indonesia menjadi kuat, dan pertumbuhan di semua sektor. e-Commerce tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama sebesar 52% YoY ($35 miliar hingga $53 miliar), sementara transportasi & makanan dan media online masing-masing tumbuh sebesar 36% dan 48% YoY. [2]
Pertumbuhan sektor usaha berbasis digitalisasi dalam beberapa jangka waktu belakangan ini menunjukkan trend positif dengan setiap sektor mengalami pertumbuhan dua digit pada tahun 2021, dan adapun sektor e-commerce dengan pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) yang paling tinggi. Maka hal ini menjadi suatu landasan bagi kita, bahwasanya negeri ini pada dasarnya sangat mampu dan bisa mewujudkan untuk menjadi negara dengan potensi usaha berbasis digitalisasi dengan ekonomi terbesar ketujuh di tahun 2030 mendatang.
Berkembang Pesatnya Era Digitalisasi Indonesia
Jika meninjau pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara webinar Creativepreneur 4.0 dengan tema "Business Journey: Navigating in the Sea of Challenges" yang diadakan Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Utara Malaysia, dari Jakarta, 11 September 2021. Sejumlah faktor yang menjadikan Indonesia berpotensi terus berkembang dengan usaha berbasis digitalisasinya dapat dilihat berdasarkan total penduduk Indonesia yang terbesar ke-4 di dunia, jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta atau 70,7%, ditopang oleh Generasi Z sebanyak 75,49 juta orang, atau 27,94% dan Generasi Y/Milenial yang mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87%.
Dari sisi digital user, jumlah pengguna ponsel Indonesia saat ini mencapai 345,3 juta (125,6% dari total populasi) dengan penetrasi internet sebesar 73,7% dan trafik internet yang mengalami peningkatan 15-20% di sepanjang tahun 2020. Bahkan saat ini, telah muncul gelombang teknologi baru seperti jaringan 5G, IoT, blockchain, artificial intilligence dan cloud computing. Sektor Edutech dan Healthtech kini menjadi pendatang baru yang menjanjikan dalam lanskap ekonomi digital. Pada tahun 2020, pengguna aktif aplikasi Edutech Indonesia tumbuh signifikan mencapai 200%.