Mohon tunggu...
Dikdik Kodarusman
Dikdik Kodarusman Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Peminat kajian autofagi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting Itu Murah dan Penting

18 Juli 2022   04:01 Diperbarui: 18 Juli 2022   04:23 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai media menyoroti  tentang tingginya angka stunting di wilayah Kota Bandung. Angka 7 % untuk kota Bandung, apalagi di Kabupaten dan Kota lain di Jawa Barat. Mengapa, karena penyebabnya diduga akibat kekurangan gizi kronis. Padahal ketersediaan gizi berkaitan masalah sosial ekonomi. Padahal Kota Bandung memiliki status sosial ekonomi lebih baik dari wilayah lain di Jawa Barat.

Program pencegahan stunting menjadi salah satu prioritas kemenkes. Penyebabnya karena masih tingginya angka stunting di Indonesia. Pertanyaannya adalah apa itu stunting dan mengapa tidak boleh?

Menjawab pertanyaan itu gampang-gampang susah. Stunting berdasarkan pengertian kemenkes didefinisikan sebagai kondisi gagal tumbuh kembang pada seribu hari awal kehidupan. Kondisi ini ditandai dengan adanya tinggi badan dan berat badan yang kurang dibanding usianya.

Kondisi ini diduga berkaitan dengan asupan gizi yang tidak tepat selama masa kehamilan dan balita. Hingga solusinya juga semakin rumit karena melibatkan banyak hal. Terutama masalah sosial ekonomi keluarga.

Stunting diduga jadi masalah demografi di kemudian hari. Anak-anak dengan masalah stunting memiliki kualitas pribadi yang lebih buruk daripada anak-anak normal. Baik dari segi fisik maupun intelektual jauh tertinggal. Daya kompetitifnya sangat kurang.

Di lain sisi, banyak masyarakat yang mempertanyakan argumentasi tersebut. Banyak sekali tokoh masyarakat yang secara fisik tidak terlalu tinggi namun memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi. Contohnya adalah salah satu mantan presiden kita, Profesor BJ Habibi. Selain beliau juga ada Napoleon Bonaparte, tokoh penakluk dari Perancis. Beliau terkenal sering menggunakan sepatu berhak tinggi untuk menutupi kekurangannya dalam tinggi badan. Jadi apa salahnya stunting?

Pertanyaan lain yang cukup miris juga muncul dari masyarakat kalangan ekonomi lemah. Mereka bukannya tidak paham tentang stunting. Tapi kesulitan ekonomi membuat mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Padahal sebetulnya banyak sekali tokoh yang berasal dari keluarga kekurangan di masa kecil, kurang gizi, sukses di masa dewasa. Steve Jobs contohnya. Pendiri perusahaan Aple tersebut berasal dari imigran Syria yang sangat kekurangan. Dalam biografinya beliau bercerita betapa sulit kehidupan di masa kecil, sebelum diadopsi oleh keluarga Amerika.

Ada tokoh lain yang akrab dengan kita, mantan Presiden Soeharti. Semua sangat tahu bagaimana sulit kehidupan masa kecilnya, ketika harus tinggal dengan kakeknya. Berbagi makanan dengan adik-adiknya. Satu butir telur biasa dibagi bersama.

Menjawab argumentasi-argumentasi tersebut sangat sulit. Harus sangat bijak, salah-salah malah tidak peduli dengan kondisi stunting. Bayangkan berapa besar kerugian demografi yang harus ditanggung negara di masa depan.

Menjawab argumentasi pertama, banyak tokoh penting yang tidak tinggi. Betul, memang tokoh - tokoh penting tersebut tidak memiliki tinggi di atas rata-rata. Namun bisa dipastikan mereka tidak mengalami stunting di masa anak-anak mereka. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kecerdasannya di atas rata-rata. Ini tidak mungkin dialami oleh anak-anak yang mengalami stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun