Mohon tunggu...
dik conok
dik conok Mohon Tunggu... Freelancer - ....

...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akhirnya Kami Terkena Virus Covid-19

16 Oktober 2021   20:48 Diperbarui: 16 Oktober 2021   20:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula ketika isteri saya mengeluhkan badan lemas dan kalo untuk menelan apapun sakit di hari Kamis malam, 02 September 2021. Jumat paginya, dia merasakan demam tapi tetap berangkat dulu ke kantor lalu ke Dokkes Polresta Surakarta. Disana dia di - Swab, hasilnya negatif dan dikasih obat. 

Hari Minggu setelah mendapat kabar bahwa teman seruangan di kantornya positif Covid - 19, Seninnya, 06 September 2021, isteri saya test ulang di Dokkes Polresta Surakarta, dan hasilnya positif. Oleh karena itu, saya dan isteri memilih untuk isoman di rumah. 

Setelah kami mengurus semua keperluan sembako dan obat-obatan serta vitamin selama isoman, kami pulang ke rumah dan menyusun rencana u/ mengungsikan El, anak kami ke eyangnya. Duuh..., semoga El tidak tertular atau menulari eyang dan budhe - budhenya yang disana. Akhirnya baru di hari Rabu pagi, 08 September 2021, El kami ungsikan ke eyangnya. Maafkan kami, Tuhan.... Kyrie Eleison, Kyrie Eleison, Kyrie Eleison....

Kembali ke hari Senin. Senin malam saya juga merasakan demam dan agak pusing. Saya belum minum obat, hanya minum CDR. Selasa pagi saya masih demam, pusing, dan agak lemas serta untuk menelan agak sakit. Sayapun segera minum obat. Obat yang saya minum adalah Intunal Forte, saya minum 3 x sehari. Oh iya, untuk informasi, kami berdua sudah vaksin Sinovac 1 dan 2, sudah komplit. 

Saya juga tetap minum Vit C dosis 500 mg, Vitacimin sehari 1 x. CDR buat isteri saya. Badan saya terasa agak enakan seharian itu. Hanya saja ndak tahu gimana, Selasa malam saya merasakan seperti "serangan" dahsyat. Saya sampai merasa kedinginan tapi berkeringat. Untung bisa tidur, Rabu Subuh ketika bangun, badan sudah kembali agak enakan, tapi kasur dan bantal basah semua oleh keringat. 

Di hari Rabu pagi itulah saya antar El ke eyangnya. Oh iya, El sendiri saat itu tidak mau tidur berjauhan dari kami, mungkin karena dia belum mudheng, usianya baru 4 tahun 8 bulan. Dia tidur dengan mamanya di kamar, saya di depan TV. 

Selama isoman, terutama dari tanggal 6 - 10 September 2021, kami berdua tetap berusaha makan normal. Isteri saya sendiri juga mengonsumsi obat dan vitamin dengan dosis yang sama persis dengan saya. 

Kebetulan gejala kami sama persis. Oiya, selama isoman itu kami mendapat support yang baik dari saudara - saudara kami dan para tetangga di perumahan kami tinggal, karena kami memang melaporkan kondisi kami. Mereka kirim makanan, minuman, obat, dan vitamin serta buah.

Kondisi kami sebenarnya mulai pulih, artinya sudah tidak demam dan pusing lagi, pada hari Kamis, 09 September 2021, hanya saja di hari itu kami kehilangan indera perasa dan penciuman. 

Pada hari itu juga kalo tidak salah, kakak kami yang dokter polisi ngabari mau datang menyuntik kami. Oiya, FYI, kami sudah pernah disuntik obat yang sama (saya kurang tahu detail) pada Januari 2021 dan keadaan kami baik - baik saja. 

Hari Jumat pagi, 10 September 2021, kami merasa semakin sehat. Bahkan saya treadmill-an pagi itu 30 menit. Badan terasa lebih segar. Sore harinya, kakak saya tersebut datang dan menyuntik kami. Nah, disinilah masalah muncul. 

Saya tidak tahu kenapa, kurang lebih 1 jam setelah disuntik, muka saya terasa gatal, menebal, bahkan bengkak. Saya lihat di cermin muka saya sudah seperti monster - monster di film Holywood itu. 

Dan secara mendadak, nafas saya sesak sekali. Oiya, FYI lagi, saya mengidap asma sejak kecil, tetapi sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah kumat. Sudah hampir mati rasanya. Apalagi saat isteri saya menjepitkan telunjuk saya di alat cek saturasi yang kami beli di Kimia Farma, garisnya mendatar. 

Saya sudah pasrah saat itu, tapi tetap berjuang, berusaha untuk tetap bernafas karena saya ingin mendampingi isteri saya membesarkan anak kami hingga kelak dia mandiri. 

Isteri saya yang panik kemudian menelepon kakak saya yang dokter tadi, beliau juga panik dan tanya kepadanya apa saya ada alergi obat. Isteri saya menjawab tidak tahu. 

Sayapun juga tidak tahu. Karena setahu saya, saya tidak ada alergi obat. Alergi saya itu cuaca dingin, air dingin, micin, saus, debu, dan bulu binatang. Alergi saya itulah yang biasanya memicu asma saya kambuh, di waktu saya kecil. 

Untunglah, beliau masih di Solo. Beliau langsung datang lagi memberikan Dexametason kepada isteri saya untuk diminumkan ke saya. Setelah kurang lebih satu jam, sesak nafas saya mulai berkurang, tetapi gantian asam lambung naik, padahal saya tidak ada riwayat sakit maag. 

Juga saya merasa pusing dan berkunang - kunang. Juga mual. Sayapun sempat muntah malam itu. Akhirnya, setelah semalaman menderita, Sabtu Subuh saya bisa tidur. 

Sabtu pagi jam 7 saya bangun. Masih sesak nafas sedikit. Karena lapar, sayapun sarapan. Sedang enak - enaknya sarapan, tiba - tiba badan terasa gatal dan sesak nafas lagi. Isteri saya kemudian menelpon dokter kantornya dan kakak kami yang di Solo. 

Oleh mereka, saya diatur untuk masuk RS Kasih Ibu dengan mengirimkan ambulance ke rumah. Sambil menunggu ambulance, isteri meminta saya minum Dexametason lagi. Setelah itu, saya tertidur lagi. Ketika ambulance datang, anehnya, saya sudah tidak sesak nafas. Tapi untuk ketenangan bersama, saya tetap ke RS. 

Di ambulance itu, saya di test Swab. Hasilnya tentu saja positif. Saya juga di saturasi di ambulance itu. Hasilnya nilai saturasi saya 95. Hasil tensi juga masih dalam batas normal, saya lupa nilainya. Selama perjalanan itu, selang oksigen dipasangkan. Jadi, saat di-saturasi, oksigen belum dipasangkan, tapi hasilnya bagus. 

Singkat cerita, saya harus menginap 10 hari pas di RS Kasih Ibu. Dari tanggal 11 - 20 September 2021. Luar biasa pelayanan kesehatan di sana. Dan semuanya free, ditanggung negara melalui Kemenkes. Sedangkan obat dan vitamin u/ Covid - 19 dari RS Kasih Ibu yang diberikan ke saya adalah TRIDE 5000 IU, ZINKID 20 MG, SANCOIDAN, ACETYLCYSTEINE 200 MG KAPSUL, CETIRIZINE 10 MG, dan BECOM C. 

Pada tanggal 14 September 2021, isteri saya melakukan Swab lagi. Hasilnya negatif, Dan pada tanggal 20 September 2021 saya diperbolehkan pulang. Oiya, indera perasa dan penciuman saya pulih pada 16 September 2021. Sedangkan isteri saya pulihnya pada 20 September 2021. Kami bertigapun bisa kembali berkumpul di rumah pada 21 September 2021. 

Sebuah pengalaman terkena Covid 19 yang kalo bisa, tidak mau kami terkena lagi. 

Semoga kita semua memiliki kesehatan yang baik di Pandemi Covid 19 ini dan semoga Pandemi ini segera berakhir. 

God bless.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun