Mohon tunggu...
Andhika Pradityo
Andhika Pradityo Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yg suka nulis dan otomotif. penggila muscle car dan mobil2 Amerika lainnya..seorang freelance writer...lg selesein tesis, sama lagi bikin novel horror :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ilusi

29 April 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertma Irwan menolak. Tapi, Farhan terus memberi tahunya bahwa ini kesempatan bagus kalau ia ingin masuk surga. Tak hanya itu saja, Farhan juga mendoktrin Irwan mengenai jihad yang benar itu.

“Kamu tahu kan bahwa kafir itu musuh Islam?” Tanya Farhan. Irwan mengangguk. “Nah, kita harus berperang melawan kafir,” jawab Farhan. “Gimana caranya?” Tanya Irwan penasaran. “Nanti saya kasih tahu,” ujar Frhan enteng.

Akhirnya Irwan memutuskan untuk ikut Farhan pergi ke suatu tempat. Ya, ia pergi tanpa seizin kedua orang tuanya. Ia tak tahu Farhan membawanya kemana.
Irwan sampai di suatu desa yang ia tak tahu nama desa itu apa. Ia mengira pasti desa ini masih ada di propinsi Jawa Tengah. Udaranya sejuk sekali sama seperti tempat tinggal Irwan.

Ternyata Frahan membawa Irwan ke sebuah pesantren. Di sana, Irwan diajarkan banyak hal. Terutama agama dan jihad. Selama setahun dia dididik di pesantren itu. Entah bagaimana, ia tidak merasakan rindu kepada orang tuanya. Padahal ia sudah setahun tak memberi kabar ke orang tuanya. Yang ia rasakan sekarang adalah dendam membara kepada orang-orang kafir yang telah menghancurkan Islam.

“Apa kamu sudah siap untuk berjihad? Mati di jalan Allah?” Tanya Farhan di suatu kesempatan. Ia mengangguk dengan mantap. “Siap sekali,” jawabnya. Setelah itu, ia dan temannya yang bernama Nanda dibawa ke Jakarta. Mereka juga tidak tahu apa tujuannya di bawa ke kota Jakarta.

“Nanti kamu harus melakukan sebuah rencana,” Farhan memberi tahu kepada mereka berdua ketika sampai di sebuah kontrakan yang berada di daerah Kuningan. “Apa itu?” Tanya Nanda. “Nanti saya akan beri tahu lagi,” jawab Farhan.

Dua hari kemudian, pemimpin pesantern dating mengunjungi Irwan, Nanda, dan Farhan. Ternyata pemimpin itu adalah Noordin M Top. Mereka semua salng berjabat tangan. Di sana, Noordin menjelaskan rencana yang harus dijalankan oleh Nanda dan Irwan. Ternyata rencana itu adalah bom bunuh diri yang akan diledakkan di Hotel J.W Marriott dan Ritz-Carlton. Mereka berdua sempat ragu untuk menjalankan rencana itu. Tapi, Noordin meyakinkan mereka bahwa mereka akan masuk surga setelah itu. “Ini jihad, Nak,” ujarnya bijaksana. “Kalian akan masuk surga. Percayalah.”

Akhrinya mereka setuju. Sebelum menjalakan rencana, mereka melakukan survey dulu. Mereka harsu meledakkan diri di restoran yang ada di masing-masing hotel pada saat jam tujuh pagi. Ketika hampir semua penghuni hotel berada di restoran itu untuk sarapan.

Pada hari yang direncanakan, Irwan dan Nanda check in. Nanda di J.W Marriott dan Irwan di Ritz-Carlton. Irwan menghuni kamar 1808. Tentu saja, Irwan tidak membawa bom saat check in. Bom akan di serahkan ke Irwan sehari sebelum hari-H. Tentu dengan bantuan karyawan hotel.

Tiga hari kemudian, Irwan menerima sebuah tas yag berisi bom. Ia harus melaksanakan rencananya besok pagi.

Keesokan harinya sekitar pukul tujuh kurang lima belas menit, Irwan turun menuju restoran. Ia membawa tas yang berisi bom. Ia berjalan dengan santai agar tak dicurigai oleh satpam. Ia pun sampai di restoran yang ada di Ritz-Carlton. Suasananya cukup ramai. Kebanyakan mereka sedang sarapan dan mereka semua rata-rata adalah orang bule. Dasar orang kafir jahanam, kata Irwan dalam hati. Ia langsung memencet tombol pemicum bom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun