Mohon tunggu...
Marlo Sitompul
Marlo Sitompul Mohon Tunggu... -

Saya Senang Membela Rakyat Miskin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jalan Hidupku

17 Agustus 2012   18:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jalan Hidupku

Jakarta, 24 Februari 2001

Sahabatku yang baik,

Sebelumnya aku ucapkan; Salam Pembebasan,

Semoga kau dalam keadaan baik-baik selalu, juga aku ingin mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan beribu mohon maaf apabila dalam surat ini terdapat tulisan yang menyinggung perasaanmu. Jujur saja sejak dalam pikiran untuk menulis surat ini tak pernah terlintas untuk bermaksud menyinggung ketenangan dan perasaanmu.

Bagaimana kabar Bapak dan Ibumu? Semoga sehat-sehat saja. Salam untuk mereka berdua semua dari dasar hati.

Dalam surat ini aku ingin menjawab pertanyaanmu seputar kerelaanku bergabung dengan sebuah GERAKAN, yang sering kau sebut RADIKAL. Kau sering memprotesku, bahwa apa yang aku lakukan sia-sia, kosong, tak berarti, membuang masa muda, tak produktif dan segudang tuduhan lainnya. Yang intinya kau tak setuju kalau aku bergabung dengan sebuah GERAKAN.

Sahabat,

Setia orang dalam hidup ini pasti punya cita-cita. Agar cita-citanya tercapai, ia akan melakukan apa saja. Begitu juga sama denganku. Lalu apa cita-citaku dalam hidup ini? Tak lain dan tak bukan hanyalah ingin menyelematkan diriku dan masyarakatku yang sedang mengalami penderitaan akibat ulah penjajahan IMPERIALISME.

Sahabat,

Hidup di negeri yang di jajah Imperialis ini bisa digambarkan ibarat manusia yang tenggelam di tengah lautan luas. Sehingga membutuhkan sebuah pertolongan untuk bisa sampai kepinggir pantai.

Sekarang setelah aku mengenal dan memahami maksud dan tujuan sebuah GERAKAN, seolah-olah aku yang tadinya tenggelam ditengah lautan lepas itu, kini merasa sedang berada disebuah perahu kecil yang sedang menyelamatkan aku dan manusia lainnya dari tengah-tengah lautan lepas menuju pinggir-pinggir pantai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun