Mohon tunggu...
M Dicka Maarief Alyatalatthaf
M Dicka Maarief Alyatalatthaf Mohon Tunggu... Dosen - Communication and Mass Media Lecturer

A man who love capturing an artificial world.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahok dan Penistaan Agama

4 November 2016   17:54 Diperbarui: 13 Januari 2017   09:53 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini kita dikejutkan dengan pernyataan Ahok yang dimaknai sebagai penistaan agama. Ahok mengatakan "Dibodohin dengan surat Al-Maidah ayat 51", yang mana kalimat itu bermaksud, masyarakat telah dibodohi oleh lawan politik Ahok yang menggunakan ayat tersebut sebagai senjata untuk menyudutkan Ahok agar masyarakat tidak memilih Ahok yang mana dirinya adalah kaum Nasrani.

Jadi, kesimpulannya adalah, menurut Ahok, bukan surat Al-Maidah ayat 51 nya yang membodohi, melainkan lawan politiknya yang menggunakan ayat tersebut sebagai senjata yang membodohi (Menurut Ahok).

Tapi apakah memang benar seperti buah pikiran Ahok bahwa lawan politiknya itu telah membodohi? 

Bagaimana jika lawan politiknya itu benar-benar ikhlas dari hati menyampaikan surat Al-Maidah ayat 51 itu untuk mengingatkan rekan sesama muslim bahwa memilih pemimpin dari kaum Yahudi dan Nasrani merupakan larangan?

Mungkin memang ada sejumlah oknum lawan politik Ahok yang memanfaatkan surat Al-Maidah ayat 51 ini semata-mata cuma untuk menyudutkan Ahok.

Tapi perlu saya tekankan, jauh lebih banyak orang selain lawan politik Ahok tersebut, yang menyampaikan surat Al-Maidah ayat 51 ini untuk mengingatkan rekan sesama muslim, bahwa memilih pemimpin dari golongan Yahudi dan Nasrani adalah larangan, sebagaimana terwahyu dengan jelas di surat Al-Maidah ayat 51, yang ditafsirkan sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Q.S Al-Maidah:51)

Lalu, apabila ada orang yang menyampaikan surat tersebut dikatai oleh Ahok sebagai tindakan membodohi, bagaimana dengan kewajiban kita sesama muslim untuk saling mengingatkan? 

Apakah menyampaikan dan mengingatkan isi surat tersebut, bisa dikatakan bahwa yang menyampaikan membodohi? 

Tentu tidak, justru sebaliknya yang menyampaikan tersebut telah mencerahkan rekan sesama muslim lain.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberikan sedikit pencerahan kepada saudara-saudara sekalian. Mari kita doakan saudara-saudara, rekan sesama muslim kita yang saat ini sedang berjuang untuk menegakkan hukum dan keadilan yang berlaku di Indonesia.

Note:

Sedikit tambahan dari saya, hal yang saya utarakan di tulisan saya ini, senada dengan pernyataan Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan di Tempo.co. Di kalimat terakhir, paragraf terakhir, Amirsyah mengatakan "Berdasarkan kajian MUI juga, kalimat Ahok menghina ulama yang menyiarkan kandungan surat Al-Maidah". Maksud dari kalimat tersebut telah saya jabarkan di tulisan ini.

Beritanya dapat dibaca di sini https://metro.tempo.co/read/news/2017/01/12/064835358/penistaan-agama-pengacara-ahok-sikap-mui-itu-setingan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun