Mohon tunggu...
E.Dikara Dh Djawas
E.Dikara Dh Djawas Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Musik

Pendidik/ Guru/ Dosen musik, Pemain Musik orkestra, Arangger Musik.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Awal Mula Angklung Diatonis (Angklung Padaeng)

28 Juni 2024   11:49 Diperbarui: 28 Juni 2024   13:00 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bunyi yang dihasilkan

Angklung Buhun merupakan angklung yang menggunakan tangga nada pentatonis yaitu sistem laras salendro (da-mi-na-ti-la).  Sedangkan angklung Padaeng adalah angklung yang mempunyai sistem tangga nada musik Barat yaitu tonalitas diatonis kromatik (do-re-mi-fa-so-la-si). Seperti yang dipaparkan Masunah (2001, hlm. 4-5) Angklung Padaeng menggunakan tangga nada diatonis kromatis sedangkan angklung buhun menggunakan tangga nada pentatonis salendro. Jumlah dalam satu setnya pun berbeda, dalam angklung tradisional secara umum satu set angklung hanya berjumlah tidak lebih dari 10 buah angklung, sedangkan dalam angklung Pa Daeng, mencapai 42 buah nada angklung, bahkan lebih apabila angklung pengiring (accord dan bass angklung).

Selain hal diatas penulis akan menjelaskan pembaharuan angklung Padaeng berdasarkan jenisnya.

Angklung Melodi

Angklung melodi adalah angklung yang ditujukan untuk memainkan melodi utama suatu lagu. Angklung ini memiliki dua atau lebih tabung suara yang dikombinasikan dengan prinsip oktaf. [4] Angklung ini dibagi menurut rentang nadanya:

Angklung melodi : dari nada F#3 - C6

Angklung bass-party : dari nada G2 - F3

Angklung semut: nada di atas C6.

Angklung Akompanimen

Angklung akompanimen bertugas menjadi pengiring lagu, biasanya dimainkan dengan di-centok. Angklung ini memiliki tiga atau lebih tabung suara yang dikombinasikan dengan prinsip akord. Angklung ini dibagi menurut jenis akord maupun rentang nadanya:

Angklung akompanimen major : akord mayor dan mayor-7 dengan nada D#3 hingga D#4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun