Mohon tunggu...
E.Dikara Dh Djawas
E.Dikara Dh Djawas Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Musik

Pendidik/ Guru/ Dosen musik, Pemain Musik orkestra, Arangger Musik.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Angklung

28 Juni 2024   10:05 Diperbarui: 28 Juni 2024   10:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angklung merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara digetarkan. angklung merupakan alat musik khas tatar sunda yang memiliki nilai dan filosofis masyarakat sunda tempo dulu. Sebelum bertransformasi menjadi angklung yang kita ketahui sekarang. Angklung berasal dari bahasa sunda "angkleung- angkleungan" yaitu bentuk gerakan-gerakan dari pemain angklung serta berasal dari bunyi  "klung" yang dihasilkan oleh angklung. secara etimologis angklung berasal dari kata"angk" yang berarti suara atau nada dan "lung" yang berarti patah atau hilang. jadi angklung merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap. yaitu laras salendro, tetapi hanya ada empat nada, nada yang satu lagi hilang. fungsi angklung dahulu tidak seperti Angklung sekarang, yang memiliki fungsi hanya sebagai sarana hiburan dan pendidikan saja. akan tetapi dahulu angklung awalnya sebagai sarana ritual yaitu angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap nyai Sri Pohaci (dewi padi/kesuburan),  upacara adat, dan sebagai media pemacu semangat dalam peperangan (diceritakan dalam kidung sunda).

  • Jenis-Jenis  angklung

                Alat musik Angklung terdiri dari dua jenis, yaitu angklung tradisional dan angklung modern. angklung tradisional memiliki kekhasan berdasarkan kearifan lokal setempat sedangkan angklung modern terdapat unsur kebaruan di luar kebiasaan unsur lokalnya (di luar budaya masyarakat sunda), diantaranya:

  • Angklung tradisional
  • Angklung Kanekes
  • angklung Kanekes ialah angklung yang berada  di desa kanekes, kecamatan Leuwidamar, kabupaten Lebak, Banten. Desa ini terletak di kaki pegunungan Kendeng  dengan ketinggian 300-600 meter di atas permukaan laut (DPL). Desa ini dihuni oleh mayarakat/ etnis baduy dalam (Baduy jero) yang mendiami tiga desa utama yaitu Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo dan kampung badui luar (panamping). Dalam segala aktivitasnya masyarakat baduy dalam masih erat memegang dan melaksanakan tradisi leluhurnya. untuk memenuhi kebutuhannya mata pencaharian mereka biasanya berladang dan bertani padi huma. kaitannya dengan bertani, biasanya angklung digunakan sebagai upacara atau ritual padi.
  • Angklung Dogdog Lojor
  • Angklung ini berada di daerah Banten kidul/ selatan atau tepatnya berada di daerah Kasepuhan Ciptamulya, Kasepuhan Ciptagelar, dan Kasepuhan Sinaresmi. Seperti halnya dengan  angklung kanekes, angklung dogdog lojor juga digunakan sebagai sarana ritual padi setelah panen padi. Yaitu dimainkan dalam ritual seren taun atau serah tahun setiap tahunnya di kampung Gede.
  • Angklung Gubrag
  • Berada di kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.angklung gubrag ini digunakan sebagai sarana ritual terhadap dewi padi. angklung ini biasa dimainkan dalam acara menanam padi, mengangkut padi dan menempatkan padi ke leuit (lumbung).
  • Angklung Badeng
  • angklung badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. angklung ini dahulu berfungsi sebagai sarana ritual padi dan media penyebaran dakwah Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun