Mohon tunggu...
Dian Kristina Lase
Dian Kristina Lase Mohon Tunggu... Penulis - sapere aude

a simple act of caring creates an endless ripple

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Museum di Tengah Pandemi

6 Oktober 2020   11:25 Diperbarui: 6 Oktober 2020   11:43 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tahun ini -2020- dunia diguncang wabah yang hampir melingkupi seluruh penjuru dunia, mulai dari negara berkembang hingga negara maju sekalipun. Bahkan wabah Corona Virus Disease 2019 atau kita kenal juga dengan istilah Covid-19 ini melumpuhkan beberapa aspek penting dari tatanan kehidupan manusia. 

Di Indonesia, sebagai negara yang berpenduduk terpadat ke-4 di dunia penyebaran virus ini sangat meresahkan dan mempengaruhi berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan lain sebagainya. Berbagai kegiatan publik dialihkan menjadi online atau Work From Home (Bekerja Dari Rumah). 

Proses pendidikan ialah yang paling mencolok dikalangan mahasiswa/i di negara kita, yang mana dalam hal ini pemerintah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau online learning. Penggunaan dan penguasaan terhadap teknologi pada masa-masa ini menjadi lebih penting dan sifatnya urgensi. 

Di tengah keterbatasan yang melanda negara kita karena pemerataan pembangunan yang kurang diperhatikan sejumlah hal pun seolah terabaikan. Salah satu diantaranya adalah eksistensi dari museum. 

Di tengah pandemi Covid-19 ini, keberadaan museum yang tadinya memang tidak begitu diperhatikan oleh kalangan muda kembali lagi seolah hilang dari pandangan anak-anak penerus bangsa di masa depan. Sejak pemberlakuan pembatasan sosial dan anjuran WFH banyak pengunjung yang ingin ke museum membatalkan kunjungannya.

Tanggal 18 Mei 2020 lalu diperingati sebagai International Museum Day atau hari museum internasional. Dalam peringatan tahun ini ditengah situasi pandemi global ICOM atau International Counsil Of Museums menggelar kegiatan Virtual Tour. 

Dalam upaya menumbuhkan kembali minat para pengunjung museum apalagi para kaum muda. Tur Virtual sudah berlaku di negara kita sejak Oktober 2016 namun karena keadaan yang mengharuskan masyarakat menjaga jarak aktivitas tur virtual semakin digalakkan, ini merupakan serangkaian aktivitas penunjang produktivitas ditengah pandemi. 

Di samping itu pula diselenggarakan kegiatan Webinar (web seminar) seputar museum dan eksistensinya ditengah pandemi yang melanda dunia. Hal ini dilaksanakan via aplikasi seperti Zoom, Google Meet, WeBex Cisco, WhatsApp Group dan lain sebagainya. Terntu memang hal ini melibatkan berbagai pihak yang bersinergi dan ini termasuk salah satu usaha dari pengenalan sekaligus pengembangan museum khususnya di Indonesia. 

Banyak artikel yang menulis bahwasannya orang-orang muda atau dikatakan millennial cenderung tidak tertarik berkunjung ke museum sebaliknya lebih memilih ke tempat-tempat yang "modern" dan "kekinian" seperti mall atau pusat rekreasi lain yang "instagramable". Jika pada museum tradisional program kegiatan museum lebih fokus pada preservasi dan konservasi (pameran) koleksi, pada museum modern program kegiatan di museum ditambah dengan edukasi sebagai pendukung pameran, misalnya seminar, workshop, dan sebagainya (Magetsari, 2011).

Komunitas & Millenial

Komunitas atau perkumpulan yang dibentuk dengan suatu tujuan yang sama, erat sekali dengan kehidupan millennial. Banyak yang masuk komunitas sebagai ajang menambah relasi dan pengembangan diri atau sekedar menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang. Hal ini yang ditangkap sebagai peluang bagi sebagian sektor seperti lembaga sosial misalnya yang melibatkan komunitas dengan tujuan yang sama dengan mereka untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas lagi. Tentulah bila museum juga dapat menerapkan hal yang sama maka museum dapat menjangkau masyarakat dengan lebih luas pula termasuk para millennial yang cenderung enggan mendatangi museum yang lekat dengan citra "kuno".

Peran Teknologi dan Koordinasi

Di abad ke-21 ini museum memiliki tujuan yang lebih luas. Menurut David Dean (1996:1) bahwa museum diakhir abad ke-21 adalah museum dengan aspek, multifungsi dan tujuan, juga merupakan lembaga dengan multidimensi. Masyarakat abad ke-21 adalah masyarakat yang memiliki kecenderungan konsumtif.

Inilah yang sebenarnya perlu di gagas kembali oleh museum. Masyakarat apalagi anak muda zaman sekarang cenderung berorientasi pada dunia maya. Dunia dimana media sosial menjadi sasaran konsumtif masyarakat luas dari berbagai elemen. Sangat mudah bagi kaum millennial dalam memeroleh informasi terbaru dari kecanggihan gadget. Tentulah ini juga merupakan ruang bagi museum dalam meningkatkan eksistensinya ditengah pandemi. 

Dengan penggunaan teknologi yang mumpuni bukan tidak mungkin museum menjadi tempat yang trend dan tidak kalah modern bagi masayarakat sama dengan tempat-tempat yang hiburan modern lainnya. Dengan promosi yang bersaing cukup ketat di dunia maya museum dengan gebrakan inovatif pastinya mampu membuktikan eksistensinya di situasi pandemi sekalipun. Dalam hal ini tentu dibutuhkan koordinasi yang baik dari Kementerian/pemerintah dengan  pengelola museum. Dengan adanya sinergi yang saling membangun akan banyak membantu museum mencapai masyarakat yang lebih luas lagi.

Indonesia Berkarakter

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 dalam Pedoman Museum Indonesia 2008, museum memiliki fungsi menyimpan, merawat dan mengamankan dan memanfaatkan berupa benda cagar budaya. Indonesia mempunyai sejarah panjang sebagai negara kesatuan yang cukup besar dan memiliki perbedaan kebudayaan antar daerah, dari situ maka untuk menjadi bangsa yang maju Indonesia perlu mengenali siapa Indonesia sebenarnya. Artinya jati diri bangsa ini perlu dipertahankan, bahkan sebenarnya perlu ditekankan kembali karena makin berkembang peradaban justru semakin luntur pula jati diri bangsa Indonesia ini.

Adanya museum dengan fungsinya tersebut tentu membawa dampak bagi masyarakat luas. Dengan penanaman nilai-nilai luhur bangsa ini yang akan membantu mental masyarakat yang mudah sekali terpengaruh dunia luar / negara-negara asing. Dengan memanfaatkan keterbukaan informasi yang disaring dengan selektif, akan membawa kita pada perubahan pola pikir. Menanamkan pelajaran sejarah-sejarah bangsa ini bisa dengan teknologi yang tentunya akan menarik minat anak muda dalam mandalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun