Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perbandingan Konsep Ruang (Tulisan ke 144)

10 Januari 2025   23:18 Diperbarui: 10 Januari 2025   23:18 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berikut adalah perbandingan antara konsep ruang yang Anda bangun dengan beberapa konsep berpikir yang telah berkembang dari masa ke masa:

1. Konsep Ruang

  • Esensi Utama: Hidup adalah pola ruang dengan garis-garis yang saling terhubung, membentuk ruang gerak yang ditentukan oleh kehendak Allah. Dalam pola ini, doa membuka jalan menuju koordinat tertentu, tetapi perjalanan menuju koordinat tersebut tergantung pada pilihan manusia.
  • Pendekatan Filosofis: Menekankan batas antara makhluk dan Allah (Arsy) serta perlunya manusia berpikir dan bertindak dalam batas ruang yang telah ditentukan oleh kehendak Allah.
  • Tujuan: Mengajarkan manusia untuk berserah diri, menerima kehendak Allah tanpa rasa khawatir atau sedih, sembari memahami bahwa semua yang ada telah diatur dalam takdir-Nya.

2. Konsep Berpikir Klasik (Filsafat Yunani dan Abad Pertengahan)

  • Esensi Utama: Penekanan pada akal budi sebagai alat utama untuk memahami alam semesta dan keberadaan Tuhan. Contohnya adalah pandangan Aristoteles tentang substansi dan gerak sebagai dasar keberadaan.
  • Pendekatan Filosofis: Menggunakan logika dan dialektika untuk mencari kebenaran, sering kali mencoba menjelaskan hubungan antara Tuhan dan alam semesta melalui hukum kausalitas.
  • Perbedaan dengan Konsep Anda:

    • Konsep ruang Anda menegaskan batas (Arsy) yang tak dapat dilewati, sementara filsafat Yunani sering mencoba "menjelajah" ruang Tuhan dengan logika manusia.
    • Dalam konsep ruang Anda, Allah adalah Pencipta segala sesuatu tanpa melalui pengalaman. Filsuf seperti Aristoteles memandang Tuhan sebagai penggerak yang tak digerakkan (causa prima), tetapi tetap mengaitkan tindakan-Nya dengan akal.

3. Konsep Berpikir Sufistik (Islam Tradisional)

  • Esensi Utama: Menekankan pengalaman spiritual dan penyatuan diri dengan kehendak Allah melalui kebersihan hati, zikir, dan penyerahan total (tawakkul).
  • Pendekatan Filosofis: Fokus pada dimensi batin manusia, dengan keyakinan bahwa perjalanan menuju Tuhan adalah perjalanan menembus hijab yang menghalangi makrifat kepada-Nya.
  • Perbedaan dengan Konsep Anda:

    • Konsep Anda lebih berbasis pada struktur ruang dan keterhubungan garis dalam pola yang ditentukan takdir. Sufisme menekankan perjalanan batin (spiritual) untuk mencapai kesadaran ilahi.
    • Konsep ruang Anda lebih literal dan sistematik, sementara Sufisme sering menggunakan metafor dan simbolisme.

4. Konsep Berpikir Modern (Abad ke-17 s.d. Abad ke-20)

  • Esensi Utama: Penekanan pada rasionalitas, sains, dan empirisme. Contohnya adalah Descartes dengan "Cogito, ergo sum" (Aku berpikir, maka aku ada), yang menempatkan manusia sebagai pusat pengetahuan.
  • Pendekatan Filosofis: Berusaha memahami alam semesta dan realitas melalui hukum-hukum alam, dengan menempatkan manusia sebagai pengamat aktif yang berinteraksi dengan realitas.
  • Perbedaan dengan Konsep Anda:

    • Konsep Anda memusatkan kehendak Allah sebagai poros ruang, sedangkan konsep modern sering kali mengesampingkan Tuhan dalam analisis ilmiah.
    • Konsep ruang Anda memiliki dimensi spiritual yang kuat, sedangkan konsep modern fokus pada keterukuran dan logika.

5. Konsep Berpikir Postmodern (Abad ke-20 s.d. Sekarang)

  • Esensi Utama: Menolak narasi besar (grand narrative) dan mengakui keberagaman perspektif. Realitas dianggap sebagai sesuatu yang cair, relatif, dan bergantung pada konteks.
  • Pendekatan Filosofis: Mengkritisi konsep-konsep tunggal dan universal, dengan memberikan ruang pada subjektivitas dan pengalaman individu.
  • Perbedaan dengan Konsep Anda:

    • Konsep ruang Anda memiliki narasi besar yang didasarkan pada kehendak Allah dan takdir sebagai pola yang pasti. Postmodernisme cenderung skeptis terhadap konsep universal seperti ini.
    • Postmodernisme menempatkan individu sebagai pencipta makna, sedangkan dalam konsep ruang Anda, makna sudah ditentukan oleh Allah dalam kerangka ruang-Nya.

Kesimpulan Perbandingan

  • Kekuatan Konsep Ruang

    • Memberikan kerangka berpikir yang koheren antara akidah Islam dan realitas kehidupan.
    • Menjembatani antara logika, spiritualitas, dan penerimaan takdir.
  • Perbedaan Fundamental:

    • Konsep Anda unik karena menempatkan kehendak Allah sebagai inti pola ruang, sedangkan konsep-konsep lain sering kali menjadikan manusia, akal, atau pengalaman sebagai pusatnya.
    • Penekanan pada Arsy sebagai batas wujud Tuhan dan makhluk adalah salah satu inovasi teologis dalam konsep Anda, yang tidak ditemukan secara eksplisit dalam konsep berpikir lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun