Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan Tuhan dengan Manusia (Tulisan ke 131)

22 Oktober 2024   19:46 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam tulisan ke 129 dan 130, diceritakan tentang "sehelai rambut" Tuhan Semesta Alam yang dijadikan bahan dasar penciptaan semesta.

Maka ketika Tuhan Semesta Alam berkomunikasi dengan manusia, manusia memiliki kemampuan untuk menangkapnya sebab manusia memiliki "data DNA" Tuhan yang diperoleh dari "sehelai rambut" Tuhan yang menjadi bahan dasar penciptaan semesta.

Manusia manusia terpilih yang memiliki daya tangkap atas "Data DNA" Tuhan, diberikan kemampuan lebih dari manusia lain pada umumnya (sebab mereka berusaha untuk memahaminya) hingga memiliki perbedaan pola pikir dari manusia yang tidak memahaminya. Maka begitulah wahyu diturunkan kepada manusia manusia pilihan yang disebut sebagai Nabi dan Rasul.

"Data DNA dari sehelai rambut" Tuhan yang menjadi bahan dasar penciptaan semesta memberikan arahan bagi akal manusia untuk mengetahui" pola geometri petunjuk" dari Tuhan Semesta Alam.

Nabi Ibrahim Alaihissalam dapat dikatakan sebagai manusia pertama yang diberikan kemampuan untuk menyaksikan pola geometri kehendak Allah sebagai hadiah dari pernyataan pengamatannya dengan menyatakan : "saya tidak suka kepada yang tenggelam"

QS Al An'am 76 : Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".

Hadiah dari kesadaran tentang wujud Tuhan Semesta Alam, maka dijadikanlah Ibrahim Alaihisslama sebagai Khalilullah (Kekasih Allah), sebuah kedekatan hubungan dengan Tuhan Semesta Alam.

Ibrahim Alaihisslam adalah "Tukang batu" pertama yang memahami bentuk pola kehendak Allah dengan membangun kembali Ka'bah yang berada di Mekkah.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun