Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takdir yang Menyenangkan (Tulisan ke 113)

3 September 2024   12:47 Diperbarui: 3 September 2024   12:51 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita mengalami sesuatu kejadian yang tidak menyenangkan, membuat kita bersedih, maka adalah hal yang menyenangkan ketika kita katakan bahwa demikianlah tulisan Allah atas diri kita sehingga kita dapat ikhlas, bersabar dan tawakkal atas kejadian tersebut.

Lalu ketika sebuah tindak kejahatan dilakukan atas seseorang, Allah memerintahkan kita menghukum orang tersebut atas tindak kejahatan yang dilakukan.

Perintah Allah kepada kita untuk menghukum atau melakukan perlawanan terhadap sebuah tindak kejahatan, kemudian Allah akan memberikan pahala kepada kita jika kita melaksanakan perintah tersebut, merupakan sebuah pertanda tentang adanya jalan untuk melakukan atau tidak melakukan perintah tersebut.

Demikian juga ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk tidak melakukan hal hal yang dilarang, merupakan sebuah pertanda tentang adanya jalan untuk melakukan atau tidak melakukan perintah tersebut. Jika kita melanggar larangan tersebut, kita mendapatkan dosa.

Lalu terbentuklah sebuah pemahaman bahwa takdir Allah adalah sebuah ruang yang berisi persilangan garis yang berhubungan, membentuk ruang gerak bagi kehidupan. Dasar hukumnya :

https://www.kompasiana.com/digul/65e19f7a1470936100495df4/teologi-islam-milenial-tulisan-kedua

Lalu apa sebenarnya tujuan saya menulis ini? bukankah lebih nyaman dan menyenangkan ketika kita nyatakan bahwa seluruh posisi hidup kita adalah ketentuan untuk kita yang tidak dapat diubah? sehingga tak ada kesedihan dan kekecewaan atas apa yang terjadi?

Tujuan tulisan saya adalah ingin menempatkan pemahaman tentang takdir Allah pada pola yang sesungguhnya yang analoginya adalah struktur geometri bangunan Ka'bah.

Sabar, ikhlas, tawakkal, doa, ikhtiar bukanlah sebuah titik yang harus kita terima untuk dilakukan, melainkan sebuah keadaan yang harus diperjuangkan untuk kita jalani dan itulah mengapa perbuatan untuk sabar, ikhlas, tawakkal, syukur, doa dan ikhtiar adalah perbuatan yang mendapatkan pahala dari Allah.

Jika berkenan, ini Youtube channel saya : https://www.youtube.com/@eyvanthecube1755/featured (ada 28 video)

Mengapa perlu memahami konsep ini? agar memahami bahwa takdir Allah itu menyenangkan dalam makna yang sesungguhnya. Agar tak ada lagi orang secerdas pa Anies Baswedan menyatakan bahwa inilah takdir Allah yang sudah tertulis untuknya (menit 6:40) https://www.youtube.com/watch?v=o8A5i7mhXXc

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun