Mencermati kisah penciptaan manusia Adam yang termuat di dalam Al Qur'an, surat Al Baqarah : 30 - 39, perlu kiranya memahami kelogisan kisah tersebut tentang mengapa Allah berkehendak menciptakan Adam untuk menjadi Khalifah di bumi, padahal sudah ada Malaikat dan Iblis yang selalu beribadah kepada Allah.
Dalam konsep Teologi Islam Milenial yang dalam menjawab pertanyaan pertanyaan tentang Ketuhanan banyak berpedoman pada  pola geometri bangunan Ka'bah, kita akan coba pahami apa yang terjadi saat Allah menetapkan Adam sebagai Khalifah di bumi.
Dari gambar rubik diatas yang merupakan analogi dari pola kehendak Allah yang diambil dari bentuk geometri bangunan Ka'bah, kita dapat perhatikan bahwa
- Kehendak Allah adalah sebuah ruang
- Kehendak Allah berisi persilangan garis yang saling berhubungan
- Seluruh mahluk berada di dalam ruang rubik, itulah sebabnya dikatakan mahluk bertempat, sebab mahluk memerlukan batas / wadah agar bisa mewujud.
- Wujud Allah berada diluar ruang rubik, itulah sebabnya dikatakan Allah tidak bertempat, sebab tak ada yang mewadahi wujud Allah
- Dinding rubik adalah Arsy', batas antara Wujud Allah dan mahluk Nya.
- Setiap persimpangan garis adalah ujian bagi mahluk. Ada nilai tersendiri dalam setiap ujian.
Malaikat dan Iblis telah terlebih dahulu diciptakan Allah, kemudian mereka beribadah kepada Allah. Nilai dan prestasi ibadah mereka sudah sangat luar biasa.
Sebab kehendak Allah berisi pilihan pilihan yang merupakan ujian, maka datanglah saat dimana Allah menciptakan dan menetapkan Adam sebagai Khalifah di bumi. Keputusan ini mengejutkan bagi Malaikat dan Iblis, namun sesungguhnya Allah tahu apa yang menjadi tujuan Malaikat dan Iblis beribadah kepada Allah, yaitu menginginkan posisi sebagai Khalifah di muka Bumi, oleh sebab itulah ujian yang diberikan kepada Malaikat dan Iblis adalah dengan menciptakan mahluk baru untuk dijadikan Khalifah di muka bumi. Ujian ini adalah ujian tentang bagaimana mengungkap isi hati tentang tujuan ibadah yang dilakukan dan tentang BERSERAH DIRI.Â
Namun sesungguhnya semua itu hanyalah ujian, ketika kita lihat kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam yang hanya lewat mimpi, dimana Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail. Nabi Ibrahim AS tunduk dan patuh, berserah diri kepada Allah dan ketika penyembelihan itu akan dilaksanakan, Allah menggantinya dengan seekor Qibas. Allah tidak akan menyia nyaikan kepatuhan mahluk Nya.
Seandainya Malaikat dan Iblis berhasil melewati ujian ketika Allah menetapkan Adam sebagai Khalifah di bumi, adalah mudah bagi Allah untuk menciptakan bumi yang lain.
Sejak saat itu, Malaikat memilih menjadi mahluk yang sangat patuh dan Iblis memilih menjadi pembangkang dan memohon kepada Allah untuk menjadi penggoda manusia.
Wallahu'alam
Â