Doa dan Usaha
Ketika Allah memerintahkan Al Qalam untuk menulis seluruh kehendak Nya di dalam Lauh mahfudz, maka tak ada jalan lain yang dapat kita pilih selain apa yang telah Al Qalam tulis dan jika tak ada jalan lain, mengapa ada perintah dan larangan yang harus dilakukan.
Lewat penelaahan atas semua informasi yang kita terima tentang bagaimana sistematika Kehendak Allah yang tertulis di dalam Lauh Mahfudz yang menurut kesimpulan saya bahwa Kehendak Allah dapat kita lihat analoginya sebagai bentuk bangunan Ka'bah (dasar hukum tentang hal ini sudah saya tulis di tulisan ke dua saya  https://www.kompasiana.com/digul/65e19f7a1470936100495df4/teologi-islam-milenial-tulisan-kedua )
"Semua sudah tertulis sejak awal secara lengkap, detail, menyeluruh dan tidak berubah sama sekali, namun ditulis dalam pola ruang berisi persilangan garis yang saling berhubungan, membentuk ruang gerak bagi kehidupan dimana serluruh mahluk berada di dalam ruang kubus tersebut."
Jika analogi kehendak Allah adalah pola geometri bangunan Ka'bah, lalu kita amati pola ruang yang berisi persilangan garis tersebut, maka tak ada yang tak dapat kita pahami ketika seluruh hal di dunia ini sudah tertulis namun ada perintah dan larangan. Tak ada yang absurd atau nihil ketika kita memasuki RUANG takdir / kehendak Allah yang analoginya adalah pola struktur bangunan Ka'bah .
Lewat pola geometri bangunan Ka'bah, takkan ada lagi kebingungan pikiran kita tentang takdir Allah.
Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H