Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenial, Iman dan Islam (Tulisan Keduapuluhtiga)

9 Maret 2024   20:42 Diperbarui: 9 Maret 2024   21:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iman dan Islam

"Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).

Iman adalah keyakinan yang harus dibangun. Itulah sebabnya ada Rukun Iman. Iman akan terbentuk jika kita beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

Mengapa Iman tampak seperti sebuah ruang, memiliki rukun / tiang ?. Sebab kehendak Allah merupakan sebuah ruang. Ruang Iman merupakan ruang yang berisi  rangkuman dari seluruh alam pikiran semesta.

Sedangkan Islam juga merupakan sebuah ruang yang merupakan rangkuman perilaku dari orang beriman yang akan membentuk alam pikiran tentang makna Iman.

Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam menerangkan Iman dan Islam hanya dengan mengajarkan perbuatan yang menegakkan rukun Iman dan Islam. Hikmah dari perbuatan perbuatan tersebut nantinya akan didapat setelah mengalami perbuatan perbuatan tersebut lewat pemikiran yang mendalam.

Rukun Islam adalah intisari dari Rukun Iman. Rukun Iman membentuk kesadaran tentang alam pikiran alam semesta. Seperti contoh lewat berhaji kita melihat Ka'bah, yang menggambarkan pada kita tentang pola Qadha dan Qadar yang kemudian membuat gambaran pada kita tentang alam pikiran semesta yang tertulis di Lauh mahfudz.

Buat orang awam, lakukan saja apa yang diperintahkan. Buat yang suka berpikir, jadilah orang awam dahulu, lakukan saja yang diperintahkan, sambil berpikir.

Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun