Mohon tunggu...
Desi Gustiani Suhandi
Desi Gustiani Suhandi Mohon Tunggu... Akuntan - -d.

-d.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pertama Kali Mendaki Gunung? Ini Kiat Muncak Menyenangkan Tanpa Khawatir Badan Lelah dan Pegal

9 Januari 2018   13:33 Diperbarui: 15 Maret 2020   23:39 2017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suka pemandangan gunung? Tetapi masih takut untuk mendaki? Buat kalian yang masih ragu untuk mendaki atau akan mendaki pertama kalinya tak perlu khawatir lagi. Kali ini saya akan membagikan pengalaman traveling saya yang tak biasa. Tak biasa karena saya pertama kalinya mengisi liburan dengan mendaki gunung. 

Akhir taun lalu saya diajak teman-teman saya untuk mendaki gunung. Awalnya saya menolak, jujur karena saya wanita tingkat kekhawatiran saya akan mendaki gunung sangatlah tinggi mulai dari rasa takut sakit disana, takut badai,takut hewan buas, takut cape, takut pegal, takut tidak kuat mendaki, takut sesak nafas, bahkan takut terjadi hal yang tidak dinginkan yang berlebihan. Memang jika saya ingat hal tersebut lucu terkadang, karena over khawatir padahal belum mencoba.

Pada akhirnya saya pun tergerak untuk memberanikan diri mendaki gunung di salah satu gunung api yaitu Gunung Papandayan, Garut Jawa Barat. Ketika itu kami berangkat dari Jatinangor sekitar pukul 10 pagi lalu diperjalanan menuju Garut kami sering berhenti untuk istirahat agar kami bisa menghemat tenaga untuk mendaki.

Menuju gerbang pintu masuk Gunung Papandayan jalanannya cukup curam, banyak bebatuan dan jalanan menanjak. Sesampainya di pintu masuk sekitar pukul 3 sore kami membayar biaya masuk untuk mendaki dan camping. 

Lokasi camping kami nanti ialah di pondok Saladah. Ketika sampai di pos penjaga kami didata kemudian lanjut memulai penjalanan dengan berdoa terlebih dahulu. Langkah awal saya cukup resah takut tidak bisa. Namun, teman-teman mensuport dan banyak membantu untuk membuat saya lupa akan kekhawatiran saya selama pendakian. 

Titik pendakian kami dimulai di kawah papandayan. Kawah yang masih mengeluarkan aroma belerang yang khas. Untuk kalian yang takut tips pertama nikmatilah pemandangan sekitar jangan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang dikhawatirkan, perbanyaklah berbincang dengan teman-teman atau para pendaki lain agar rasa takut dan khawatir hilang begitu saja. 

Itulah yang saya lakukan pada titik awal pendakian saya. Kemudian di kawah papandayan ini terdapat saung bambu yang sering digunakan untuk beristirahat para pengunjung dan foto-foto disana. 

Pada saat itupun kami beristirahat sejenak disana sambil santai dan menikmati pemandangannya. Namun, kami para wanita masih mengeluhkan takut tidak kuat perjalanan karena kami membawa tas carrier yang berat dan besar juga pada saat itu hari sudah mulai petang. Akhirnya, sebelum melanjutkan perjalanan salah satu teman saya mengingatkan saya untuk mengeluarkan krim otot agar kami tidak merasa pegal bahu atau kaki. 

Lalu saya dan teman-teman saya memakai krim otot agar badan kami tidak merasa remuk akibat pegal, lelah ataupun sakit. Krim otot yang kami gunakan ialah Geliga Krim. 

Lalu kami melanjutkan perjalanan kami menuju pondok Saladah sebelum matahari terbenam. Sepanjang perjalanan kami berbincang banyak hal dan bernyanyi- nyanyi, hal itu kami lakukan agar tidak terlalu cemas dan agar waktu tidak terasa lama atau jauhnya perjalanan. Banyak tempat yang akan kami kunjungi nantinya. 

Info Pribadi
Info Pribadi
Diperjalanan menuju tempat camp banyak jalanan curam dan terjal. Namun pemandangan dan pohon-pohon sekitar menjadi obat kami. Sayangnya pada saat itu ketika matahari mulai terbenam dan hari sudah menuju petang kami masih diperjalanan menuju pondok saladah. 

Ditengah perjalanan yang gelap kami sempat beristirahat dan berteduh karena hujan turun. Udara dingin ditambah perjalanan menuju hutan yang gelap membuat kami beristirahat sejenak dan mengoleskan kembali Geliga Krim agar tubuh kami makin segar dan tanpa lelah mengingat cuaca hujan, jalanan licin, dan udara dingin. 

Tak terasa kamu sampai di pondok saladah saat itu hujan makin deras namun kami cepat-cepat mendirikan tenda dan memasak ala kadarnya agar tubuh kami diberi energi tambahan. 

Akhirnya hari semakin larut kami mengisi waktu luang dengan mengajak pendaki lainnya yaitu tetangga camp kami untuk bergabung sambil senda gurau, tukar cerita, dan sedikit bertukar pengalaman pendakian. Sangat menyenangkan, ternyata mendaki memiliki pengalaman tersendiri yang berkesan dan menambah teman baru. Esok pagi kami mulai menjelajah kembali berjalan-jalan sekitar pondok saladah sambil mengabadikan moment. 

Menuju siang hari kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan pendakian kami. Tujuan kami selanjutnya ialah hutan mati. Sebelum bergegas tak lupa kami selalu memberikan tubuh kami Geliga Krim agar tubuh tak terasa pegal dan lelah. Hal itu memang terbukti bahu kami yang membawa beban carrier yang lumayan berat dan kaki kami yang selalu melangkah mendaki tak terasa sama sekali pegal, lelah ataupun keram. 

Diperjalanan kami banyak disugi pemandangan bunga edelweis yang indah. Sampai akhirnya kami sampai di hutan mati. Tempat ini ialah tempat favorit saya di Gunung Papandayan. 

Pemandangannya sangat teramat indah. Banyak pohon yang terbakar ketika gunung ini meletus, namun pohonnya tetap kokoh dan memiliki khas pemandangan indah tersendiri.

Disana juga kami bertemu teman-teman pendaki baru yang ikut berbagi cerita dan saling menyapa untuk meneruskan perjalanan. Hal yang sungguh tak bisa saya pribadi lupakan. Dari sini kami naik sedikit menuju puncak papandayan. Dari sana seluruh pemandangan terlihat. 

Sangat indah dan menenangkan hati juga pikiran. Bagi kalian yang pertama kali mendaki tentu hal sesederhana ini sangat berkesan dan jujur saya membuat tambahan semangat dan dorongan untuk mendaki ke gunung-gunung lainnya.

Setelah menikmati cukup lama dari atas puncak kami turun dan melanjut perjalanan pulang. Diperjalanan pulang jalur terus menurun dan berbeda sensasi karena lebih banyak bebatuan jalur perjalanannya. 

Sesampainya dipos peristirahatan kami sejenak beristirahat untuk menyiapkan energi perjalanan pulang ke rumah. Namun, justru energi semangat kami tak sampai disitu mungkin salah satu berkat Geliga Krim jujur saja bahu tak terasa pegal dan sakit padahal saya menenteng carrier dibahu saya, kami kemudian mencetuskan ide untuk berendam air panas di Cipanas, Garut sebelum pulang kerumah masing-masing. 

Itulah sepenggal pengalaman saya mendaki gunung. Buat kalian yang ingin mencoba pengalaman pertamanya untuk mendaki gunung, jangan takut dan khawatir. Kunci utamanya ialah percaya pada diri sendiri bahwa kalian bisa. 

Untuk penyemangat lainnya kalian perlu menikmati alam sekitar ketika mendaki dengan begitu kalian akan menikmati pendakian pertama kalian. Jangan lupa lupa bawa Geliga Krim saat melakukan pendakian agar tubuh tetap nyaman tanpa gangguan pegal, keram atau lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun