Mohon tunggu...
Digma Nandae
Digma Nandae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Teknik Elektro di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UMD 2022: Pekan Terakhir Di Desa Ampelan Penuh dengan Semangat dan Rasa yang Sama untuk Membangun Desa Ampelan yang Lebih Baik

23 Agustus 2022   07:09 Diperbarui: 23 Agustus 2022   07:12 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dengan Beberapa Peserta Pelatihan (Dokpri)

Bondowoso – 23 Agustus 2022. Desa Ampelan yang memiliki letak geografis desa yang berada di lereng pegunungan dan masyarakatnya yang unik, Hal ini menjadikan Desa Ampelan yang di pimpin Pak Basori Alwi ini mulai berpikir out of the box guna mendobrak mental blok masyarakatnya. Mulai banyak menggandeng stakeholder baik dari state maupun non state. Pak Alwi yang merupakan Kepala Desa termuda se-Kecamatan Wringin ini sangat senang dengan adanya teman-teman  KKN beliau bilang “Saya suka ada anak KKN karena selalu ada hal baru di Desa dan  nyambung kalau diajak diskusi” (Pak Kades Ampelan).

Salah Satu Hasil Karya Peserta Pelatihan Desain (Dokpri)
Salah Satu Hasil Karya Peserta Pelatihan Desain (Dokpri)

Pekan terakhir ini banyak sekali kegiatan yang dilakukan terutama “Pelatihan Berbasis Skill (PBS)” yang memang kita lakukan secara periodik dengan materi beurutan, kami dari KKN 365 mengusung materi di pelatihan kedua yakni “Belajar Menggunakan Canva (BMC)” dengan muatan materi menjelaskan basic desain serta fitur di dalam aplikasi canva. Meskipun belum memenuhi indikator keberhasilan sesuai target kuantitas peserta yakni 18 orang namun pada pelatihan kedua ini juga dilakukan follow up berupa pembuatan logo usaha ini antusias peserta pelatihan begitu luar biasa, antusias dan kemauan belajar warga inilah yang menjadi bahan bakar kami kelompok KKN 365 untuk terus membuat kegiatan.

Antusias Masyarakat Ampelan Mengikuti Pelatihan Berbasis Skill (Dokpri)
Antusias Masyarakat Ampelan Mengikuti Pelatihan Berbasis Skill (Dokpri)

Pelatihan ketiga sekaligus menjadi pelatihan terakhir dalam rangkaian program Pelatihan Berbasis Skill, Pelatihan kali ini mengusung materi ”Digital Marketing: Shopee & Instagram”  pelatihan ini dihadiri 21 peserta dari beberapa latar belakang, ada yang masih SMA ada juga yang memang sudah berumur namun kemauan belajarnya luar biasa. Kami dari kelompok KKN 365 mencoba mengemas materi dengan pemilihan diksi yang mudah difahami. Muatan materi pelatihan ketiga ini merupakan bagian yang fundamental yakni lebih kepada bagaimana membuat akun di Shopee dan Instagram lalu bagaimana mengoperasikan kedua platform tersebut.

Dari tematik wirausaha yang memang menjadi konsentrasi kelompok KKN 365 ini membuat kegiatan proker dan non proker. Kegiatan proker berupa pelatihan dan non proker berupa pendampingan, upaya dalam transformasi pemahaman guna diimmplentasikan dalam usaha warga Ampelan, upaya pendamingan sebagai sarana follow up hasil pelatihan ini menjadi kegiatan pelatihan memang tak semudah yang direncanakan karena warga desa yang cenderung mental blok sehingga perlu seni khusus untuk masuk kepada masing-masing pemilik usaha.

Proses pendampingan yang paling massif dituju kepada usaha “Kripik Singkong Barokah Bu Yanti” hal ini tidak didasari tendensi apapun melainkan anak Bu Yanti yang memang memiliki kemauan belajar yang tinggi yakni, Rohan yang masih berstatus Mahasiswa di salah satu Universitas di Jember. Ketika berdiskusi dengan Rohan ternyata juga sudah pernah beberapa kali mengikuti program bimbingan usaha salah satunya P2MW yang merupakan salah satu program level Nasional yang dikhususkan di Kampus. Namun program ini hanya lolos ditahap seleksi internal Universitas saja, tidak di level Nasional.

Hasil Repackaging dan Marketplace Usaha Kripik Bu Yanti (Dokpri)
Hasil Repackaging dan Marketplace Usaha Kripik Bu Yanti (Dokpri)

Pendampingan yang dimulai dari proses rebranding lalu repackaging ini lanjut ketahap digitalisasi pemasaran dari usaha kripik Bu Yanti, kami mengilhami memang prosesnya tidak cepat namun perlu waktu yang cukup, perlu keuletan, konsistensi dan rasa haus akan ilmu, hal ini selaras dengan quotes dari ippho santoso, seorang pengusaha sekaligus motivator bahwa “memulai butuh keberanian dan mengembangkan butuh ilmu itulah kunci bisnis” menjadi sangat tepat. Sehingga harapan kami kelompok KKN 365 Bu Yanti dapat  melanjutkan inovasi ini dapat menjadi dobrakan baru di Desa  Ampelan dan menjadi insipirasi buat warga sekitar untuk berani berinovasi dan memulai hal baru.

Menjelang penarikan memang cukup berat setelah 35 hari bersama bersentuhan dengan warga sehingga berat rasanya mengangkat kaki untuk pergi dari Desa walau disisi lain juga rasa ingin pulang dan kembali ke rutinitas harian juga sangat dirindukan, Namun keramahan dan kehangatan warga cukup berhasil menghipnotis dan membuat kami merasa nyaman dan betah. Semoga dapat bertemu kembali dilain kesempatan, semoga lahir banyak pengusaha-pengusaha muda yang sukses anak-anak muda yang cerdas yang kelak menjadikan Desa Ampelan yang lebik baik dan mandiri.

(Azzahra Salsabilla K., Digma Nanda Endradewi, Febrinia Mutiara Fiska, Shohibun Najam Ilma, Muhammad Rama Ma’rufin, Emir Rikhat Fathul M., Arya Satria Novantara, Ananda Maulida Fajrin, Vivi Nur’aini Sutomo, Hilmiyah Esa Damayanti/KKN Kelompok 365/Desa Ampelan, Kecamatan Wringin, Bondowoso/Ir. Setiyono, M.P.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun