Bondowoso - 1 Agustus 2022. Desa Ampelan merupakan salah satu desa di kecamatan Wringin yang memiliki potensi cukup baik dalam bidang pertanian. Seperti halnya komoditi tembakau, padi, dan singkong. Mahasiswa kelompok 365 KKN UMD 2022 melakukan observasi lebih lanjut dan mendapatkan potensi lain yang dimiliki oleh desa Ampelan yaitu besek ikan yang diproduksi hampir setiap rumah tangga di desa Ampelan.
Besek ikan yang telah diproduksi akan dijual ke pengepul dimana akan dipasarkan ke penjual ikan di bondowoso. “Besek ikan ini nanti diambil sama pengepul, nanti dijual per ikat. Per ikat isinya sekitar 80 besek, tergantung besarnya permintaan ukuran besek.
Kalau harga per ikat kisaran mulai Rp10.000, tergantung ukuran”, ujar Ibu Tik. “Kalau nanti harga ikan mahal maka harga beseknya turun, dan kalau ikan murah nanti harga besek jadi lebih mahal”, sambung Ibu Tik selaku salah satu ibu rumah tangga yang memproduksi besek ikan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan mahasiswa kelompok 365 KKN UMD 2022, besek ikan meskipun telah diproduksi hampir di setiap rumah di desa Ampelan namun belum dapat dikatakan sebagai produk unggulan dari desa Ampelan itu sendiri. Rata-rata ibu rumah tangga yang memproduksi besek ikan memiliki alasan untuk membantu ekonomi keluarga dan bahkan untuk mengisi waktu senggang mereka.
Setelah dilakukannya observasi potensi desa Ampelan, mahasiswa kelompok 365 KKN UMD 2022 memutuskan untuk turut serta membangun desa Ampelan melalui bidang kewirausahaan.
Dilihat dari sektor pertanian, warga desa Ampelan dapat mengembangkan potensi mereka dalam bidang wirausaha. Seperti halnya produksi keripik singkong, pembuatan mebel, dan lain sebagainya.
Pada 28 Juli 2022, Mahasiswa kelompok 365 KKN UMD 2022 bertemu dengan ketua Forum Anak Desa (FAD) Ampelan untuk mengetahui fungsi adanya organisasi tersebut. “Forum Anak Desa di Ampelan ini memiliki fungsi untuk menangani hal pernikahan dini.
Kami biasanya seminggu sekali ada kegiatan di balai desa, seperti belajar menjadi content creator atau kegiatan bermanfaat lainnya. Kami dibimbing oleh tim FAD dari kecamatan Wringin”, ujar Nur Hasanah selaku ketua FAD desa Ampelan. “Selain berkegiatan, kami juga memantau data terjadinya pernikahan dini di desa Ampelan”, sambung Nur Hasanah. Organisasi FAD tersebut memiliki anggota dengan rentang umur 12 hingga 24 tahun.
Selanjutnya, mahasiswa KKN melakukan diskusi untuk membahas program yang akan dilakukan mahasiswa selama kegiatan KKN berlangsung di desa Ampelan, dimana perlu adanya kerjasama dengan FAD untuk mewujudkan desa Ampelan yang cemerlang melalui aspek kewirausahaan.