Merangkai Doa
Oleh: Kaf Hak
Tangan menengadah ke arah langit yang membentang
Karena tahu, ikhitar saja tak cukup membendung rintangan kehidupan
Mengharapkan tujuan, harapan, dan keperluan yang terkadang menjadi bagian dari sebuah permintaan
Coba simak dengan serius tulisan satu kalimat setelah ini, untuk direnungi dan juga sebagai introspeksi
"Mengapa doa yang sungguh-sungguh baru dihadirkan ketika ada keperluan saja, dihadirkan ketika datang sebuah cobaan maupun musibah menimpa? Mengapa tidak sesegera mungkin? Padahal setiap saat memerlukannya."
Itulah mengapa, sebagian orang melewatkan waktu yang berperan penting.
Membuka dengan bersuci, menghadap dengan khusyuk
Melantunkan kata maupun lafaz doa, pasrah dengan hasilnya
Rangkaian doa dalam sebuah tatanan yang membangun spiritual.
Rangkaian lafaz menandakan itu adalah sebuah doa yang disampaikan
Menyelaraskan ucapan dan hati yang saling mengiringi, saling menggabungkan tujuan, dan saling memantapkan usaha dalam bingkai doa yang dipanjatkan
Manusia yang berupaya, Allah yang mengatur dan menentukannya
Janganlah menyalahkan-Nya, saat-saat di mana doa belum terwujud dan tak kasatmata.
Tengoklah di sana! Betapa banyaknya orang-orang yang menemukan titik keberkahan-Nya
Ilmu-ilmu yang ditanam sejak awal mula, dan selalu disandarkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga menjadikannya termasuk sebagai orang-orang yang beruntung
Merasakan indahnya sebagai orang yang mengerti bahwa Allah memberikan kasih sayang yang tiada tara. Tak ada yang dapat menakar itu semua dengan yang lain.
Bojonegoro, 28 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H