Pada masa kekhalifahan Umayyah (661--750 M), pelaksanaan puasa Ramadhan mulai dipengaruhi oleh struktur pemerintahan yang lebih terorganisir dan pusat kekuasaan yang lebih besar. Di bawah dinasti ini, pemerintah mulai menerapkan kebijakan yang lebih jelas terkait dengan pelaksanaan puasa dan ibadah-ibadah lainnya, meskipun tetap menjaga kesederhanaan dalam ritual.
1. Pengaturan Waktu Imsak dan Berbuka
Pada masa Umayyah, meskipun puasa Ramadhan masih dilaksanakan dengan cara yang serupa dengan masa Khulafaur Rasyidin, pengaturan waktu berbuka dan sahur semakin ditata dengan baik. Pemerintah Umayyah mulai memberlakukan sistem pengumuman waktu berbuka melalui pengeras suara di masjid-masjid utama, yang kemudian berkembang menjadi sistem adzan yang lebih terorganisir. Hal ini memungkinkan umat Islam di berbagai wilayah kekuasaan Umayyah untuk berbuka pada waktu yang tepat, bahkan ketika wilayah tersebut terpisah jauh oleh jarak.
2. Pengembangan Tradisi Khusus dalam Ramadhan
Pada masa Umayyah, kebiasaan dan tradisi selama Ramadhan mulai lebih berkembang. Pesta berbuka puasa yang mewah mulai diperkenalkan, terutama di kalangan kalangan elit. Sementara itu, mereka yang kurang mampu tetap diupayakan untuk menerima bantuan sosial dan makanan selama bulan Ramadhan. Seiring dengan perluasan wilayah kekuasaan Umayyah, kebiasaan berbuka dengan makanan khas daerah juga mulai dikenal, memberikan warna yang lebih beragam dalam pelaksanaan puasa.
3. Pengawasan Negara terhadap Kegiatan Keagamaan
Pemerintah Umayyah mulai memperkenalkan pengawasan yang lebih ketat terhadap kegiatan keagamaan, termasuk pelaksanaan ibadah puasa. Hal ini berkaitan dengan keinginan pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan keagamaan tetap terjaga dengan baik, namun pengawasan ini juga sering diartikan sebagai cara untuk mempertahankan stabilitas politik dan sosial di wilayah yang luas.
Kebiasaan Puasa pada Masa Dinasti Abbasiyah
Masa kekhalifahan Abbasiyah (750--1258 M) menandai perubahan besar dalam kebiasaan puasa di dunia Islam. Dinasti ini sangat terkenal dengan prestasi intelektual dan kebijakan administratif yang lebih matang, termasuk dalam hal pengaturan urusan keagamaan di bulan Ramadhan.
1. Penyempurnaan Sistem Penanggalan dan Waktu
Pada masa Abbasiyah, pengaturan waktu berbuka dan sahur semakin disempurnakan dengan penggunaan sistem penanggalan yang lebih presisi. Beberapa sumber sejarah mencatat bahwa pada masa ini, khalifah Abbasiyah memerintahkan agar penghitungan waktu berbuka puasa menggunakan metode astronomi yang lebih tepat, sehingga umat Islam di seluruh wilayah kekuasaan Abbasiyah dapat berbuka dengan lebih akurat.