Masjidil Aqsa, yang terletak di Kota Yerusalem, merupakan salah satu situs suci dalam agama Islam yang memiliki makna penting secara spiritual dan sejarah. Pembebasan Masjidil Aqsa oleh dua pahlawan besar, Umar bin Khattab dan Salahuddin Al Ayyubi, tidak hanya menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keberanian, ketabahan, dan keadilan yang menjadi ciri kepemimpinan mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi peran serta kontribusi keduanya dalam membebaskan Masjidil Aqsa serta dampaknya dalam sejarah Islam.
Umar bin Khattab: Pembebasan Pertama Masjidil Aqsa
Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam Islam setelah Rasulullah Muhammad SAW, dikenal sebagai salah satu penguasa Islam yang paling berpengaruh dalam sejarah. Pada masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab berhasil membebaskan Kota Yerusalem dan Masjidil Aqsa dari kekuasaan Romawi Bizantium pada tahun 637 M. Pembebasan ini terjadi setelah penaklukan Damaskus yang dipimpin oleh pasukan Islam di bawah komando Khalid bin Walid.
1. Pembebasan Yerusalem: Umar bin Khattab datang ke Yerusalem dengan sikap rendah hati dan penuh hormat terhadap penduduk kota. Dia menerima penyerahan kunci kota dari Patriark Sophronius, yang mengakui kedaulatan Islam di Yerusalem.
2. Kebijakan Keadilan: Umar bin Khattab dikenal dengan kebijaksanaannya dalam menjaga kebebasan beribadah bagi semua umat beragama di bawah kekuasaan Islam. Dia mengizinkan orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem setelah mereka diusir oleh Kaisar Romawi sebelumnya.
3. Penyucian dan Pembangunan: Setelah membebaskan Yerusalem, Umar bin Khattab memerintahkan untuk membersihkan Masjidil Aqsa dari sisa-sisa penyembahan berhala dan mengembalikannya sebagai tempat ibadah Muslim. Dia juga mendirikan struktur pemerintahan yang adil di kota tersebut.
Salahuddin Al Ayyubi: Pembebasan Kembali Masjidil Aqsa dari Tentara Salib
Salahuddin Al Ayyubi, atau dikenal sebagai Saladin di Barat, adalah salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Islam pada abad pertengahan. Dia terkenal karena memimpin perlawanan melawan tentara Salib Kristen Eropa dan membebaskan kembali Yerusalem, termasuk Masjidil Aqsa, pada tahun 1187 M.
1. Kampanye Pembebasan: Salahuddin Al Ayyubi memulai kampanye pembebasan Yerusalem pada tahun 1187 M. Dalam Pertempuran Hittin, dia berhasil mengalahkan pasukan Salib yang dipimpin oleh Guy dari Lusignan, Raja Yerusalem.
2. Penyerahan Jerusalem: Setelah keberhasilan dalam Pertempuran Hittin, Salahuddin Al Ayyubi memasuki Yerusalem dengan sikap penuh penghormatan dan toleransi terhadap umat Kristiani. Dia membebaskan Masjidil Aqsa dan kembali membangunnya sebagai pusat ibadah Islam.
3. Kebijakan Keadilan: Salahuddin dikenal karena kebijaksanaannya dalam menjaga perdamaian dan keadilan di bawah kekuasaannya. Dia memberikan perlindungan bagi penduduk kota, termasuk umat Kristen dan Yahudi, dan mengizinkan mereka untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Dampak dan Warisan
1. Pentingnya Masjidil Aqsa: Pembebasan Masjidil Aqsa oleh Umar bin Khattab dan Salahuddin Al Ayyubi tidak hanya merupakan pencapaian militer tetapi juga simbol dari kekuatan dan keberanian umat Islam dalam mempertahankan tempat-tempat suci mereka.
2. Pemersatu Umat Islam: Kedua pembebasan ini memperkuat solidaritas umat Islam dan menjadi sumber inspirasi dalam melawan penjajahan dan agresi terhadap keyakinan agama.
3. Keadilan dan Toleransi: Kedua pahlawan ini mempraktikkan nilai-nilai Islam tentang keadilan, toleransi, dan penghargaan terhadap agama lain, yang membawa dampak positif dalam hubungan antaragama pada masa itu.
Kesimpulan
Pembebasan Masjidil Aqsa oleh Umar bin Khattab dan Salahuddin Al Ayyubi merupakan titik penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan keberanian, keadilan, dan kecintaan terhadap tempat-tempat suci umat Islam. Kedua pahlawan ini tidak hanya berhasil mengembalikan Masjidil Aqsa sebagai pusat ibadah Islam, tetapi juga memberikan contoh kepemimpinan yang adil dan menginspirasi untuk generasi-generasi selanjutnya.
Dengan mengenang perjuangan dan kontribusi mereka, kita dapat mempelajari nilai-nilai kehidupan yang berharga dan menerapkannya dalam menjaga persatuan umat manusia serta menghormati perbedaan dalam keyakinan dan budaya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H