Mohon tunggu...
Digital Education
Digital Education Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Menulis untuk mengingat apa saja yang pernah dibaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kelola Sampah menjadi Sumber Energi Terbarukan Ramah Lingkungan

13 Agustus 2023   13:30 Diperbarui: 13 Agustus 2023   13:47 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah merupakan sisa hasil aktivitas makhluk hidup sehari-hari yang dapat berbentuk padat, dan cair. Sampah adalah material sisa atau limbah yang sudah tidak dibutuhkan atau diinginkan lagi. Sampah yang dihasilkan secara terus menerus dapat berdampah terjadinya penumpukan sampah secara berlebihan. Salah satu sampah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari makhluk hidup adalah kotoran hewan. Setiap hewan pasti menghasilkan kotoran setiap hari. Kotoran hewan dapat mengganggu karena akan menimbulkan bau tidak sedap. Kotoran hewan apabila dibuang langsung ke saluran pembuangan akan mengakibatkan pencemaran air. Hal ini akan merusak biota air serta dapat mengancam kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di air. Selain itu air yang tercemar dapat mengganggu ketersediaan air bersih bagi manusia. Akan tetapi jika kotoran hewan dibuang ke tanah begitu saja, dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan pada kotoran ternak mengandung tinggi ammonia, selain itu juga mengandung gas metan dan karbondioksida.  Apabila kotoran ternak dibakar, justru akan membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini dikarenakan kotoran ternak yang mengandung gas metan, yang sifatnya mudah terbakar, jika terjadi pembakaran yang tidak sempurna akan meningkatkan gas karbondioksida. Peningkatan gas karbondioksida dari pembakaran kotoran ternak dapat menyebabkan polusi udara yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan jika terhirup dan menimbulkan terjadinya efek rumah kaca (global warming). Kotoran ternak juga dapat mengundang datangnya vector (hewan pembawa penyakit) seperti lalat, nyamuk, dan lain sebagainya.

Kotoran ternak perlu dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah kotoran hewan menjadi produk bernilai guna, seperti pupuk kandang dan biogas. Biogas merupakan gas yang dapat dihasilkan dari proses fermentasi kotoran ternak, seperti sapi, kambing, ayam, babi, dan kerbau. Komponen utama yang terkandung pada biogas adalah gas methan. Biogas merupakan salah satu alternatif bahan bakar yang berasal dari sumber energi terbarukan yang dapat mengatasi permasalahan dari menipisnya cadangan minyak dunia. Biogas terbuat dari kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian, dimanaproses pembuatan biogas adalah sebagai berikut:

  • Mencampurkan kotoran sapi dengan air sampai homogen dan berbentuk seperti lumpur dengan perbandingan 1:1 di dalam wadah penampungan sementara. Pencampuran air dengan kotoran sapi hingga berbentuk lumpur bertujuan untuk memudahkan pemasukan ke dalam digester.
  • Mengalirkan lumpur ke dalam digester melalui lubang pemasukan. Pada proses pengisian yang pertama, kran gas yang berada di atas digester dibuka agar proses pemasukan lumpur menjadi lebih mudah dan udara yang berada di dalam digester terdesak keluar. Pada proses pemasukan lumpur ke digester yang pertama kali ini dibutuhkan lumpur yang banyak.
  • Memberikan tambahan starter sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah ptong sapi (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5-5,0 meter persegi. Setelah digester terisi penuh, kran gas ditutup agar terjadi proses fermentasi.
  • Pada hari ke-1-8, membuang gas yang pertama dihasilkan. Hal ini dikarenakan pada hari ke-1-8 gas yang terbentuk adalah gas karbondioksida. Pada hari ke-9 sampai 14, sudah terjadi penurunan gas karbondioksida dan mulai terbentuk gas methan.Biogas dapat mulai dimanfaatkan sebagai bahan bakar jika komposisi gas methan dan karbondioksida sebesar 54% : 27%.
  • Pada hari ke-14 biogas sudah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, yaitu sebagai bahan bakar pada kompos gas atau untuk kebutuhan lainnya. Setelah biogas mulai digunakan, jangan lupa untuk terus mengisi digester dengan lumpur kotoran sapi secara terus menerus secara kontinu, agar dihasilkan biogas yang optimal.

Hal-hal yang harus dipertatikan dalam proses pembuatan dan pengecekan biogas adalah jauhkan dari sumber api. Apabila hendak melakukan pengecekan dan pengisian digester, tidak boleh sambal merokok. Hal ini dapat memicu terjadinya kebakaran diakibatkan reaksi gas metan yang dihasilkan oleh biogas dengan api dari rokok.

Biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak tidak berbau dan berwarna. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas dapat membantu menjaga kebersihan lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan BBM yang berasal dari Minyak Bumi yang merupakan sumber energi tidak terbarukan. Selain sebagai bahan bakar, biogas juga memiliki manfaat lain, yaitu sebagai berikut:

  • Gas yang dihasilkan merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang tidak menghasilkan gas karbondioksida pada proses pembakaran saat digunakan, serta tidak menghasilkan jelaga dan asap seperti pada pembakaran kayu bakar. Biogas juga tidak menyebabkan rasa pedih di mata dan sesak nafas akibat asap, karena biogas tidak menghasilkan asap selama proses pembakaran.
  • Limbah dari digester biogas baik yang berbentuk padat maupun cair dapat digunakan sebagai pupuk organic. Limbah digester padat dapat digunakan sebagai pupuk padat yang lebih baik daripada pupuk kendang padat yang diproses hanya dengan ditumpuk ditempat terbuka. Pupuk ini dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga memiliki daya pengikat air yang lebih tinggi dan lebih gembur. Sedangkan limbah cair digester dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dengan cara cukup disiramkan ke tanaman. Unsur hara yang terkandung pada pupuk cair ini dapat meningkatkan kesuburan tanaman dan mencukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
  • Kesehatan dan kebersihan lingkungan menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan semua kotoran ternak diolah dengan langsung dimasukkan ke digester. Hal ini akan mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh parasit yang ada di dalam kotoran tersebut, diantaranya cacing pita, cacing hati, dan lain sebagainya sebab parasite akan mati dan terurai didalam digester. Selain itu pemrosesan kotoran ternak menjadi biogas dapat menurunkan polusi udara akibat bau tidak sedap yang dihasilkan oleh kotoran tersebut.

Dalam pembuatan biogas juga harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas, yaitu:

  • Bahan baku isian yang berupa kotoran ternak memiliki perbandingan karbondioksida dan nitrogen yang tinggi akan menghasilkan gas lebih banyak. Contohnya pada jumlah massa yang sama,h kotoran kuda dan babi memiliki perbandingan karbondioksida dan nitrogen yang tinggi akan menghasilkan biogas lebih banyak daripada kotoran sapi dan kerbau, begitu juga pada ayam.
  • KpH optimal berada pada angka 6-8. pH dapat diukur menggunakan kertas lakmus, pH universal, atau pH meter.
  • Temperatur optimal dalam pembuatan biogas adalah 35 derajad Celcius. Untuk memperoleh kondisi suhu yang optimal, digester sebaiknya ditempatkan di daerah yang mendapatkan cahaya matahari secara langsung.
  • Pada wadah penampunyan perlu dilakukan pengadukan agar tidak terjadi kerak (scum) di lapiran atas atau pada permukaan cairan yang dapat menyebabkan produksi biogas menurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun