Mohon tunggu...
Digital Education
Digital Education Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Menulis untuk mengingat apa saja yang pernah dibaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gas Air Mata, Perenggut Ratusan Nyawa di Stadion Kanjuruan Kabupaten Malang

5 Oktober 2022   19:00 Diperbarui: 5 Oktober 2022   19:02 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: campusnesia)

Duka yang mendalam atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruan, Kabupaten Malang pada Sabtu, 01 Oktober 2022 yang merenggut ratusan nyawa disebabkan akibat adanya tembakan gas air mata yang dilakukan aparat keamanan ke arah tribun tempat duduk penonton.

Gas air mata atau sering disebut CS dengan rumus kimia 2-clorobenzalden malononitrile. Gas air mata sebenarnya tidak berbentuk gas, melainkan berbentuk serbuk yang bertekanan dan dapat menghasilkan kabut saat terjadi benturan dengan benda keras. 

Gas air mata memiliki kandungan utama adalah CN (Chloroacetophenone) atau CS (chlorobenzylidenemalononitrile) melalui proses yang cukup rumit. Akan tetapi gas air mata juga bisa dibuat dari bahan utama Oleoresin Capsicum (OC) yang banyak terdapat pada tanaman paprika merah dan paprika hijau. 

Selain senyawa tersebut, gas air mata juga bisa dibuat dari senyawa bromoacetone, benzyl bromide, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl cyanide. Pada umumnya gas air mata yang sering digunakan terbuat dari senyawa oleoresin capsiucum.

(sumber: dunia.rmol.id)
(sumber: dunia.rmol.id)
Gas air mata biasanya digunakan sebagai salah satu senjata kimia yang sering dan umum digunakan seseorang dalam melawan  penjahat, musuh, atau hewan berbahaya. 

Gas air mata ini  berbentuk seperti peluru dan ditembakkan melalui pistol pelontar dan memiliki jangkauan Panjang sekitar 10 cm atau sebesar telapak tangan orang dewasa. 

Setelah gas air mata ditembak dan jatuh mengenai lantai, gas tersebut akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih seperti kabut. Apabila asap tersebut mengenai seseorang, maka beberapa bagian tubuh orang tersebut seperti mata, hidung, dan mulut akan mengalami reaksi dari asap yang dihasilkan oleh gas air mata tersebut.

Efek dari gas air mata sangat dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa dan lama paparan. Konsentrasi senyawa penyusun gas air mata yang tinggi, meski dengan durasi paparan yang singkat tetap akan membahayakan dibandingkan konsentrasi yang rendah dengan waktu paparan yang lebih lama. 

Setiap senyawa penyusun gas air mata memiki batas ambang iritasi yang berbeda, seperti misalnya senyawa CN memiliki ambang batas iritan sebesar 1.0 mg.m3, CS memiliki ambang batas iritas sebesar 0,004 mg.m3 dan OC sebesar 0,002 mg.m3.

Target sasaran utama dari gas air mata adalah mata dan system pernafasan. Pada saat mata terjadi kontak kurang lebih 20-60 detik dengan gas air mata, maka mata akan mengalami iritasi. 

Iritasi yang dapat terjadi pada mata, meliputi: timbulnya rasa nyeri pada mata, adanya bleharospasm (dimana kelopak mata berkedip berulang kali), fotofobia (kondisi dimana mata terasa sakit atau tidak nyaman Ketika melihat cahaya yang terang), konjungtivitas (iritasi mata merah akibat adanya peradangan pada mata), injeksi scleral, edema periorbital (mata berkantung), eritema kelopak mata, dan lakrimasi (dimana mata menghasilkan air mata lebih banyak), bahkan kandungan senyawa dalam gas air mata  dapat menyebabkan terjadinya lecet kornea.

Selain sangat membahayakan organ mata, gas air mata juga sangat berbahaya untuk saluran pernafasan apabila sampai terhirup. Apabila seseorang menghirup gas air mata, hidung akan merasakan sensasi seperti terbakar, rasa nyeri dan sesak di bagian dada, rasa perih di bagian tenggorokan, batuk dan bersin bahkan kesulitan bernafas. 

Apabila seseorang yang terpapar gas air mata, menelan air liurnya yang telah terkontaminasi dengan gas air mata, maka dapat mengakibatkan rasa sakit dan nyeri di bagian ulu hati, dan gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, bahkan diare. 

Gejala gastrointestinal dapat sembuh secara perlahan. Apabila gejala gastrointestinal terjadi dalam jangka waktu lama dan semakin parah dapat mengakibatkan keseimbangan cairan elektrolit di dalam tubuh terganggu, terjadinya penumpukan asam dalam darah (asidosis), syok, kejang, penurunan kadar kalium di dalam darah (hipokal aemia), bahkan penurunan kesadaran (obtudansi).

Apabila seseorang mengalami paparan gas air mata, tindakan pertama yang harus segera dilakukan adalah menjauhkan dari tempat atau lokasi yang terpapar gas air mata tersebut, kemudian menghilangkan kontaminasi gas air mata.

Apabila bagian mata mengalami paparan gas air mata segera lakukan dekontaminasi dengan cara membilas mata dengan air mengalir atau saline (larutan garam) selama 10 – 20 menit. 

Apabila seseorang yang terpapar gas air mata menggunakan lensa kontak, segera lepas lensa kontak baru melakukan proses dekontaminasi. Sedangkan pertolongan pertama apabila terjadi kontaminasi paparan gas air mata pada saluran pernafasan, segera membawa korban ke tempat yang memiliki udara lebih baik dan segar. 

Untuk pertolongan pertama apabila seseorang terpapar gas air mata di bagian kulit dapat dilakukan dengan cara mengaliri bagian yang terkontaminasi dengan air mengalir, kemudian diberi air sabun dan dibilas dengan air mengalir.

Bagi seseorang yang terkontaminasi gas air mata dan menderita luka sedang dan serius harus baik pada bagian mata, saluran pernafasan, ataupun kulit harus segera memperoleh penanganan medis. 

Paparan gas air mata konsentrasi tinggi dan durasi yang lama pada saluran pernafasan dapat mengakibatkan spasme laring yang dapat menghambat jalannya nafas, eksaserbasi asma, kerusakan alveolus (emfisema), dan dapat memperparah penyakit seseorang yang sudah punya riwayat penyakit saluran pernafasan, bahkan bisa menyebabkan seseorang mengalami gagal nafas yang mengakibatkan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun