Sejak tulisan menjadi media komunikasi di masa purba lewat ukiran, lukisan hingga huruf-huruf ukir di tembok dan pelepah daun, manusia telah memulai masa-masa peradaban yang begitu pesat. Tsai Lun menemukan kerrtas dan Gutenberg menemukan mesin cetak pertama semakin menambah laju percepatan informasi. Masih perdebatan apakah Marconi memang benar penemu radio pertama kali tetapi lewat gelombang radio dan alat bernama telepon karya Alexander Graham Bell telah menambah semakin cepat laju perkembangan peradaban saat itu. Tentu yang fenomenal adalah penemuan Tim Berners Lee dari CERN di tahun 90-an yang kita nikmati sampai saat ini, apalagi kalau bukan Internet?
Statistik menunjukkan bahwa pengguna internet semakin banyak, dipertengahan 90-an Internet merupakan barang yang 'mahal' bagi sebagian orang dan ssaat itu bisa dikatakan koneksi internet masih sekelas 'keong racun' kalau para netter saat ini menyebutnya. Tapi sejak dekade post-millenium kemarin (2000-2010) tampak perkembangan yang fenomenal. Internet bukan lagi identik dengan komputer rumahan atau kantoran yang terhubung kabel telepon, tetapi sudah merupakan bagian dari teknologi sehari-hari bahkan bisa tanpa kabel. Kemunculan piranti macam Notebook, Netbook, Ponsel pintar, Tablet PC, dan MID (Mobile Internet Device) merupakan revolusi komunikasi yang sungguh diluar nalar jika kita hidup di-era Tsai Lun atau Guttenberg diatas.
Bagaimanapun suatu buatan manusia pasti memiliki efek samping, teknologi berbasis internet membuat pengguna ingin selalu berinteraksi secara online ini memunculkan berbagai permasalahan kesehatan yang mulai ditemui dasawarsa terakhir. Berikut saya mencoba menguraikannya:
1. Tenosynovitis.
2. Carpal Tunnel Syndrom.
3. Back Pain.
4. Computer Vision syndrome.
5. Infeksi Norovirus.
Saya akan mencoba menguraikannya satu persatu dalam postingan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H