Mohon tunggu...
Digeris Bahrudin
Digeris Bahrudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jalan Jalan

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Mengadakan Pelatihan Branding dan Inovasi Olahan dari Tempe

19 Januari 2024   23:53 Diperbarui: 20 Januari 2024   08:01 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengabdian masyarakat adalah kegiatan intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam konteks pemberdayaan masyarakat. Pengabdian masyarakat sendiri menjadi program yang sangat efektif untuk menambah daya kritis dan pengalaman bagi mahasiswa dalam bentuk yang nyata serta berdampak bagi masyarakat.

 Saat ini, program pengabdian masyarakat menjadi mata kuliah yang diwajibkan oleh perguruan tinggi untuk mahasiswa pada setiap program studi di jenjang S1, Untuk menjunjung Tri Dharma Perguruan tinggi maka di adakanya program Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Digeris Bahrudin salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) kelompok Pengabdian masyarakat R16, Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlokasi di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. 

Kegiatan tersebut mengusung tema "Branding dan Inovasi Olahan dari Bahan Dasar Tempe". Kegiatan ini dibimbing oleh Bapak Ardhi Islamudin, SE, MA. selaku dosen pembimbing lapangan R16.

Pemaparan Materi Terkait Brandin dan Inovasi
Pemaparan Materi Terkait Brandin dan Inovasi

Desa Wiyu terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Di Desa Wiyu ini terdapat salah satu UMKM Produksi tempe yang dimana tempe ini masih dipasarkan dengan keadaan mentah bukan dalam bentuk olahan sedangkan mitra kelompok kami mengalami kendala yang dimana harga tempe yang dijual itu selalu tidak stabil (Naik Turun), mahasiswa pengabdian masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surbaya (UNTAG)memiliki inovasi membuat kripik tempe dengan berbagai varian rasa seperti original, barbeque, balado dan keju serta melakukan branding terhadap produk dari UMKM tempe tersebut dengan tujuan untuk menaikkan nilai ekonomis dari produk tempe dan mempertahankan nilai simpan dari produk tempe.

Hasil Dari Branding dan Inovasi
Hasil Dari Branding dan Inovasi

Pada waktu pelatihan (17/01/2024) kami memaparkan beberapa materi terkait cara membranding yang benar dan bagaimana pelaku UMKM tempe bisa bersaing dengan produk serupa yang ada dipasaran dan tanggapan mereka sangat antusias terkait materi tersebut, Ibu Inul selaku UMKM tempe juga berpendapat "Dengan adanya pelatihan terkait Branding dan Inovasi ini sangat membantu dikarenakan sebelumnya beliau belum mengatehaui Branding dan Inovasi ini bisa berpotensi utnuk memajukan UMKM menengah kebawah" mahasiswa pengabdian masyarakat  juga membuatkan lable produk yang dimana mengalami perubahan yang signifikan dalam desain dan informasi yang disampaikan ke produk dengan begitu konsumen akan tertarik dengan kripik tempe yang akan dijual di pasaran.

Percobaan Alat Pemotong Tempe Sederhana
Percobaan Alat Pemotong Tempe Sederhana

Mahasiswa pengabdian masyarakat tidak hanya melakukan branding dan inovasi saja tetapi juga melakukan pembuatan alat pemotong kripik tempe sederhana yang dimana alat ini sangat membantu untuk meminimalisir tenaga yang akan dikeluarkan dan lebih efesien pada saat memotong tempe dengan begitu produk yang akan dihasilkan semakin banyak dari yang sebelumnya.

Dengan adanya kolaborasi antar mahasiswa dalam pengabdian masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) dan kelompok UMKM tempe dan Ibu-Ibu PKK di Desa Wiyu, harapan kita untuk memajukan kalangan UMKM tempe di Desa Wiyu tersebut semakin terlihat kemajuannya di masa yang akan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun