Transisi energi tidak semata -- mata mengubah penggunaan bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan, tetapi menyangkut aspek yang sangat mendalam dan kompleks , seperti pengetahuan, teknologi, aspek sosial, ekonomi serta lingkungan.Â
Dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat sasaran untuk menganalisa tantangan saat ini dan masa depan sehingga transisi energi rendah karbon yang adil dan merata dapat dilaksanakan dengan baik. Presiden Joko Widodo mengungkapkan, terdapat tiga tantangan besar dalam transisi energi yang menjadi perhatian bersama.Â
Pertama, akses energi bersih, karena pada kenyataannya tidak semua penduduk dunia dapat memiliki akses pada energi terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern. Maka dari itu diperlukan kerja sama yang erat untuk mendorong energi bersih, terutama elektrifikasi dan clean cooking.Â
Kedua, pendanaan. Hal ini diungkapkan mengingat transisi energi berarti membutuhkan proyek -- proyek baru tentunya tertuju pada investasi baru.Â
Oleh sebab itu, kemampuan dalam eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat harus dilakukan untuk terwijudnya keekonomian, kompetitif dan tentunya tidak membebani masyarakat.Â
Ketiga, dukungan riset dan teknologi. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting dalam transisi energi. Hal ini diperlukan karena untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif, yang mana dapat menurunkan biaya dan meningkatkan nilai tambah pada produk industry energi baru tervarukan.
Namun, dibalik tantangan itu semua, Joko Widodo juga menyelipkan keoptimisan yang terdapat peluang yang terbuka lebar. Peluang tersebut ialah membuka lapangan pekerjaan baru, peningkatan keahlian inovasi teknologi dan digitalisasi, terbukanya  peluang ekonomi baru, terwujudnya green economy untuk mempercepat pemulihan global.
Referensi :
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/tentang/amanat-perubahan-iklim/komitmen-indonesia