Apa itu Sabun?
Sabun adalah bentuk garam natrium atau garam kalium dari asam lemak rantai panjang. Ketika trigliserida dalam lemak/minyak bereaksi dengan larutan NaOH atau KOH, maka trigliserida diubah menjadi sabun dan gliserol. Reaksi ini disebut dengan hidrolisis alkali (basa) dari ester. Karena reaksi ini mengarah pada pembentukan sabun, itu disebut proses atau reaksi Saponifikasi.
Struktur molekul sabun
Molekul sabun tersusun atas 2 bagian, yakni gugus polar (-COO-Na +) dan gugus non-polar (bagian R-hidrokarbon). Gugus polar disebut kepala dan gugus non-polar disebut ekor. Dengan demikian, molekul sabun memiliki kepala polar dan ekor hidrokarbon non polar. Kepala polar bersifat hidrofilik (mencintai air) dan ekor non polar bersifat hidrofobik (penolak air) di alam.
Reaksi penyabunan (saponifikasi)
Reaksi penyabunan tergolong ke dalam jenis reaksi eksotermik di alam. Disebut demikian karena panas dibebaskan selama proses tersebut. Sabun yang terbentuk dari reaksi penyabunan tersebut berbentuk suspensi. Suspensi sabun diendapkan sebagai padatan dengan menambahkan garam ke dalamnya. Proses ini disebut salting out sabun.
Jenis Sabun
Berdasarkan pada sifat alkali yang digunakan dalam produksi sabun, maka jenis sabun diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni sabun keras (padatan, batang) dan sabun lunak (cair).
Jika direaksikan antara garam natrium dan asam lemak rantai panjang maka akan tersebentuk sabun keras (padatan, batang). Jenis sabun ini sulit untuk larut dalam air dan digunakan sebagai sabun laundry.
Jika anda menggunakan garam kalium (potassium) untuk direaksikan dengan asam lemak rantai panjang maka terbentuklah sabun lunak (cair). Jenis sabun ini menghasilkan lebih banyak busa (leather). Sabun lunak banyak digunakan sebagai sabun toilet dan sabun cukur.
Jika dilarutkan dalam air maka sabun terionisasi membentuk ion alkali.