Mohon tunggu...
Difa Rahma Melati
Difa Rahma Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Saya percaya bahwa melalui penyuntingan, saya dapat memperlihatkan kecantikan serta kompleksitas dari kehidupan di Dunia ini. Setiap suntingan yang saya buat adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang kuat, mendalam, dan penuh empati kepada penonton. Meskipun masih belajar, saya selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan saya dalam seni penyuntingan. Setiap proyek yang saya kerjakan menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi teknik-teknik baru, memperluas cakrawala kreatif, dan memperdalam pemahaman saya tentang bagaimana menyampaikan narasi melalui gambar-gambar yang berbicara. Apa yang telah saya buat bukan hanya sekadar kumpulan editan visual, tetapi juga sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan dedikasi, semangat, dan keinginan untuk memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak terdengar. Melalui seni penyuntingan, saya berharap dapat menginspirasi, mengedukasi, dan membangun penghubung dengan orang-orang di seluruh dunia, sambil terus tumbuh dan berkembang sebagai seorang seniman.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Ragu Menyapa, Yakin Menjawab: Skripsi Harga Mati !!!

28 Agustus 2024   00:29 Diperbarui: 28 Agustus 2024   00:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

gambar wisuda

" Saat Ragu Menyapa, Yakin Menjawab: Skripsi HARGA MATI !!! "

Karya: Difa Rahma Melati

Hai Malam

Malam ini aku sednag berkutik dalam kesibukanku

Menyelesaikan sedikit rencana rangkaianku

Tak special tapi ini sangat berarti bagiku

Malam ini suasana tak membuatku Lelah

Kantuk tak datang untuk saat ini

Ntah mengapa tekadku sangat besar malam ini

Tuk selesaikan serangkai rencana yang kubuat menjelang senja

Malam

Terima kasih untuk teman yang menemaniku

Kau datangkan mereka tuk menemani kesepianku

Dalam ruangan ini taka da sedih bahkan raut wajah yang masam

Malam

Malam ini juga aku membuka

Sebuah peta menuju masa depan yang kuaharap sejak lalu

Melihat peta yang diberikan guruku sewaktu itu

Malam

Aku pernah ingin menyerah

Menyudahi Langkah dalam peta yang belum pernah kulihat sebelumnya

Semua itu karna fikir dan asumsi belaka ku, bahwa aku takk kan sanggup

Malam

Malam ini aku melihat dengan perlahan

Akan Langkah yang harus ke tuju tepat sasaran

Walau terbilang dekat sedang rencana ku masih banyak

Membuat ku ragu

Namun keraguan itu aku singkurkan

Karna yakin ku aku bisa menyelesaikan tepat sasaran yang akan kutuju

Waktu masih bersamaku

Bahkan do'a ayah ibu selalu membersamaiku

Lantas, apa yang kutakutkan?

Ku perbesar usahaku

Serta ku langitka do'a doaku

Karya yakin ku begitu besar, bahwa Allah kan slalu mengabulkan apa yang terbaik bagiku

Semoga apa yang kuharap akan menjadi hal yang terbaik bagiku, semoga

  • Maktabah dema 23.52 27agustus2024
  • Ahla/windi/njap/hani/aisyah/mideh/kari/naya/sumut/levina/camel
  • 3set

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun