Mohon tunggu...
Difa Rahma Melati
Difa Rahma Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor

Saya percaya bahwa melalui penyuntingan, saya dapat memperlihatkan kecantikan serta kompleksitas dari kehidupan di Dunia ini. Setiap suntingan yang saya buat adalah upaya untuk menyampaikan pesan-pesan yang kuat, mendalam, dan penuh empati kepada penonton. Meskipun masih belajar, saya selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan saya dalam seni penyuntingan. Setiap proyek yang saya kerjakan menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi teknik-teknik baru, memperluas cakrawala kreatif, dan memperdalam pemahaman saya tentang bagaimana menyampaikan narasi melalui gambar-gambar yang berbicara. Apa yang telah saya buat bukan hanya sekadar kumpulan editan visual, tetapi juga sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan dedikasi, semangat, dan keinginan untuk memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak terdengar. Melalui seni penyuntingan, saya berharap dapat menginspirasi, mengedukasi, dan membangun penghubung dengan orang-orang di seluruh dunia, sambil terus tumbuh dan berkembang sebagai seorang seniman.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelah yang Berlabuh pada Lillah, Senyap Malam Juang Skripsi

14 Agustus 2024   15:02 Diperbarui: 14 Agustus 2024   15:08 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fotografer: masulah wisuda

" Lelah Yang Berlabuh Pada Lillah, Senyap Malam Juang Skripsi"

Karya : Difa Rahma Melati

Hai,

Untuk mu yang sedang berjuang

Memperjuangkan hal yang semua orang juga perjuangkan

Mengerjakan perkerjaan yang semua orang kerjakan

Bukankah lelah menahan mata yang tak pernah tertidur?

Bukankah lelah menahan hati yang tak pernah terdengar oleh telinga?

Bukankah lelah menahan atas keluh yang tak pernah terucap?

Bukankah lelah untuk menahan napas yang terlalu berat?

Lelah kan selalu membersamai

Dan Tak jarang jika tangis menjadi teman sejati

Bahkan kantuk yang tak kunjung ada obat kian menghantui

Hingga waktu yang selalu berkurang menjadi ajang pacu oleh diri sendiri

Keluh mu tak kan sia sia

Lelahmu kan menjadi lillah

Usahamu tak kan kembali sendiri tanpa hasil

Jika semua kau niatkan tuk ibadah lillahi rabbi

Berjuanglah

Untuk segala asa yang slalu kau dambakan

Berjuanglah

Untuk serekah senyum bagi ayah dan bunda

Karna skripsi adalah kunci utama mahasiswa

Yang tak bisa di bagi oleh siapa dan untuk siapa

Tenang

Perjalanan mu tak sejauh kira mu

Nikmatilah dan terus berjalanlah

Sedikit lari tapi jangan membuat mu jatuh karna tak kau imbangi

Teman

Biarlah laptop menjadi saksi bisu juangmmu

Biarlah buku buku itu menjadi teman setiap tangismu

Biarlah angin malam yang menjadi selimut penyatu antara kau dan usahamu

Lihatlah mereka

Yang berharap besar padamu

Lihatlah meraka

Yang tersenyum saat melihat jubah kebesaran  ada di badanmu

Maktabahdema- 14 Agustus 2024- teman skripsi-ismaleila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun